Penanggulangan HIV/AIDS Butuh Dukungan Semua Pihak

Keterbukaan informasi saat ini menuntut upaya adaptasi melalui peningkatan pemahaman para pemangku kepentingan dan masyarakat terkait HIV/AIDS. Dukungan masyarakat untuk terlibat aktif mendampingi orang yang terpapar HIV/AIDS hidup dengan layak, sangat dibutuhkan. 


"Saat ini kita masih menghadapi kondisi publik yang belum mampu menempatkan dirinya dan penderita HIV/AIDS dalam struktur masyarakat kita. Hal ini merupakan masalah yang kita hadapi saat ini," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdiijat, Rabu (30/11).

Menurut Lestari, fakta bahwa Indonesia termasuk lima negara yang memiliki kasus HIV /AIDS  terbanyak di Asia Tenggara, harus menjadi perhatian semua pihak dengan konsisten meningkatkan berbagai upaya pencegahan penyakit menular di tanah air.

"Bagaimana kita lakukan sosialisasi terhadap publik dan melibatkan masyarakat untuk ikut mengatasi persoalan, agar penderita HIV/AIDS bisa hidup layak di tengah masyarakat, harus benar-benar direalisasikan," ujar Rerie, sapaan akrab Lestari. 

Karena, menurut Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah, persoalan yang dihadapi dunia saat ini bukan hanya sekadar pemahaman soal AIDS, tetapi publik dunia masih menganggap AIDS  harus ditutupi dan penderitanya mendapat sanksi sosial. 

Jadi, menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem, permasalahan terkait HIV/AIDS yang dihadapi puluhan tahun lalu, masih menjadi problem besar dan nyata di masyarakat saat ini. 

Sehingga, tegas Rerie, diperlukan berbagai upaya adaptasi di tengah berbagai perubahan yang terjadi saat ini, khususnya terkait pengendalian penyakit menular, seperti HIV/AIDS.

Anggota Komisi IX DPR RI, Hasnah Syams berpendapat untuk pencegahan penularan HIV/AIDS di tengah masyarakat perlu fokus pada kelompok masyarakat rentan seperti antara lain kelompok perempuan dan anak serta ibu hamil. 

Menurut Hasnah, upaya pemerintah untuk tekan HIV/AIDS lewat berbagai kebijakan yang mendorong peningkatan layanan dan pengobatan, harus benar-benar direalisasikan. 

Selain itu, ujar Hasnah, juga tidak kalah penting jaminan ketersediaan obat HIV di daerah-daerah juga harus dipastikan. 

Menurut Hasnah, strategi Kementerian Kesehatan untuk mengatasi HIV/AIDS di tanah air lewat strategi suluh, temukan, obati dan pertahankan harus konsisten dilakukan. 

Sebagai wakil rakyat, Hasnah berkomitmen  mendukung berbagai upaya penanggulangan HIV/AIDS lewat dukungan ketersediaan anggaran dan sarana prasarana yang diajukan pemerintah. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, Imran Pambudi mengungkapkan saat ini pemerintah sudah melakukan desentralisasi layanan HIV/AIDS ke Puskesmas, agar lebih dekat dan mempermudah akses masyarakat. 

Dengan target pemeriksaan ibu hamil 5,2 juta per tahun, ujar Imran, saat ini pihaknya sudah melakukan skrining HIV/AIDS terhadap sekitar 2,5 juta ibu hamil, lewat pengaplikasian antigen combo yang sekaligus mendeteksi penyakit sivilis. 

Dengan upaya tersebut, Imran berharap pemerintah bisa mendeteksi dan mengantisipasi penularan dengan melakukan intervensi lebih awal. 

Pekerjaan rumah buat kita semua saat ini, ujar Imran, bagaimana orang dengan HIV/AIDS yang sudah mengetahui dirinya positif dan mengonsumsi obat, bisa konsisten melakukan pengobatan agar virusnya dapat ditekan. 

Kesetaraan layanan HIV/AIDS terhadap kelompok rentan seperti ibu hamil dan anak, menurut Imran, terus diupayakan pemerintah.