Penjahit Rumahan Kebanjiran Order Masker Kain

Turunnya imbauan penggunaan masker bagi setiap warga apalagi saat keluar rumah membuat permintaan produk ini tergolong tinggi.


Hal tersebut membuat banyak warga memanfaatkan peluang bisnis sebagai penjahit masker, seperti yang dilakukan Ningsih (46), warga Sadakan Kidul 3/2 Gumpang Kartasura, Sukoharjo.

Sebelumnya ia usaha berjualan kue jajan pasar, kini banting stir menjadi penjahit masker. Bahkan kini punya dua pegawai dan memberdayakan lima penjahit rumahan.

"Awalnya saya jualan jajan pasar, karena sakit saya terpaksa berhenti jualan dan karena bisanya menjahit, mulai Januari kemarin saya beralih usaha jahit pembalut kain dan masker," kata Ningsih, Selasa (7/4).

Hanya bermodal kain perca dan satu mesin jahit, Ningsih menekuni usahanya. Hingga saat awal bulan Maret, saat virus corona merebak, permintaan masker mulai tinggi.

"Saat ini sudah punya dua pegawai potong kain, kalau jahitnya memberdayakan ibu rumah tangga di sekitar rumah. Mereka garap (jahit) dirumah," imbuhnya.

Saat ini Ningsih bisa memproduksi sedikitnya 200-300 unit masker setiap hari. Itupun masih kewalahan memenuhi orderan.

Sebelumnya ia menitipkan dagangannya di apotek atau toko di pasar, tapi sekarang ia sudah melayani orderan online dan reseller.

"Untuk masker saya jual mulai harga Rp3.000-Rp6.000, kalau pembalut kain paket isi empat harga Rp120 ribu," imbuhnya.