- Pentingnya Menjaga Budi Pekerti Dan Warisan Budaya Di Tengah Arus Digital
- Lawu Jazz Festival 2024 Bakal Dimeriahkan Artis Jazz Ternama
- Saat Jateng Bersholawat, Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf Ajak Muslim Wujudkan Pilkada Damai
Baca Juga
Sebanyak 23 gunungan ketupat dan lepet dikirab sekaligus diperebutkan oleh masyarakat di lereng Pegunungan Muria Kudus. Kirab tersebut digelar dalam Festival Sewu Kupat Muria Tahun 2024, yang juga sebagai cara melestarikan tradisi kearifan lokal Desa Colo, Kecamatan Dawe Kudus.
Tradisi yang dihelat sepekan usai Idulfitri itu, dipusatkan di Taman Ria Desa Colo, Rabu (17/04). Sebelum diperebutkan oleh warga, gunungan ketupat dan lepet didoakan dahulu di kawasan Makam Sunan Muria.
Selanjutnya, puluhan gunungan yang ditandu sejumlah warga dikirab sepanjang 300 meter dari Makam Sunan Muria menuju Taman Ria Desa Colo Kudus.
Dari pantauan RMOLJateng di lokasi, ribuan warga rela menunggu sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB di sepanjang rute yang dilalui kirab gunungan ketupat. Mereka mengaku terhibur dengan gelaran festival tahunan untuk memeriahkan Lebaran.
Gunungan ketupat sebanyak 23 gunungan itu merupakan sumbangan swadaya dari warga dan Pemerintah Desa Colo. Selain itu, sumbangan dari 17 desa yang berada di wilayah Kecamatan Dawe.
Festival yang sarat kearifan lokal ini sempat ditiadakan, setelah beberapa tahun lalu karena masa pandemi covid-19.
Tidak hanya ribuan warga yang rela berjejal melihat kemeriahan ferstival itu. Sejumlah pejabat juga hadir ikut larut dalam kegembiraan dalam pesta rakyat ini. Tercatat Penjabat (Pj) Bupati Kudus Hasan Chabibie, Ketua DPRD Kudus Masan, Kapolres Kudus AKBP Dydit Dwi Susanto serta Dandim 0722/Kudus Letkol Inf Andreas Yudhi Wibowo.
Tak ketinggalan Anggota DPR RI sekaligus penggagas Tradisi Sewu Kupat Mustofa, ulama dan pimpinan organisasi perangkat daerah serta puluhan kepala desa hadir.
Melihat kemeriahan festival itu, Pj Bupati Kudus, Hasan Chabibie yang baru tiga bulan menjabat di Kudus ini, mengaku takjub dengan gelaran tradisi yang dirawiskan dari Sunan Muria itu.
Hasan pun mengapresiasi terhadap kreatifitas warga Desa Colo dan desa lainnya di Kecamatan Dawe, yang bisa menggelar Festival Sewu Kupat Muria 2024.
“Tradisi Sewu Kupat ini bentuk rasa syukur kepada Tuhan sehingga diharapkan masyarakat Kudus semakin makmur. Kami ucapkan apresiasi kepada masyarakat yang telah nguri-nguri (melestarikan) tradisi ini, sehingga bisa menambah daya tarik wisata di Kudus,” ujar Hasan.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPR RI Mustofa menegaskan, mengatakan, masyarakat sudah seharusnya tergerak menguri-uri budaya yang telah ada. Tanpa adanya dukungan anggaran atau tidak dari pemerintah daerah, budaya lokal harus dilestarikan.
“Saya berharap siapa pun pejabatnya (Bupati Kudus terpilih), agenda ini harus selalu berjalan. Karena ini (Tradisi Sewu Kupat-red) adalah milik warga Desa Colo,” pinta Mustofa yang juga mantan Bupati Kudus Periode 2008-2018.
Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan bahwa esensi gelaran tradisi Sewu Kupat untuk meminta berkah dari Sunan Muria. Anggota DPR RI asli Kudus ini pun mendoakan agar masyarakat Kudus bisa diberikan kesehatan serta keberkahan dari Sunan Muria.
Suskesnya penyelenggaran Festival Seribu Ketupat ini, juga tak lepas dari peran Muhammad Antono selaku ketua panitia festival. Ia mengaku siap menyelenggarakan festival ini rutin setiap tahun di lereng Pegunungan Muria.
“Saya berkomitmen menyelenggarakan festival ini lebih meriah dan menambah durasi hari sebagai daya tarik wisata di Desa Colo. Tidak sehari saja, namun berlangsung beberapa hari. Tentunya diharapkan mendorong pariwisata dan ekonomi di desa kami,” pungkas Antono yang baru saja terpilih sebagai anggota DPRD Kudus 2024-2029 ini.
- PHK Massal Ribuan Buruh Di Jawa Tengah
- UKSW Hadirkan Pembelajaran Fun Di SD Kristen 1 Salatiga
- Seorang Pria Ditemukan Tergeletak Di Jalan, Diduga Korban Gangster