Museum Islam Nusantara Lasem Yang Rekam Jejak Sejarah Dakwah

Gedung Museum Nusantara Di Lasem. Yon Daryono/RMOLJawaTengah
Gedung Museum Nusantara Di Lasem. Yon Daryono/RMOLJawaTengah

Rembang - Tidak bisa di pungkiri, Lasem yang merupakan Kota Kecamatan di Kabupaten Rembang, justru lebih dikenal luas daripada Rembang sendiri. Mengapa?

Sejarah Lasem memang lebih tua dari Rembang. Pada zaman Kerajaan Majapahit sekitar abad XIII-XIV Masehi, di Lasem berdiri sebuah kerajaan kecil yang merupakan perwakilan Kerajaan Majapahit dengan rajanya bernama Dewi Indu atau Bhre Lasem yang merupakan adik dari Raja Hayam Wuruk.

Kemudian pada sekitar abad XV muncul tokoh penyebar Agama Islam dan salah satu Wali Songo yang sangat dihormati, sekaligus juga guru dari Sunan Kalijaga, yakni Sunan Bonang atau Makdum Maulana Malik Ibrahim. 

Sejumlah peninggalan Sunan Bonang sampai sekarang masih dirawat dengan baik di Lasem. Antara lalin petilasan dengan bende becaknya di bukit Bonang, makam dan Masjid juga di Bonang.

Berlanjut pada abad XVI muncul tokoh penerus Sunan Bonang, yakni Mbah Sambu atau Syeh Abdurrahman. Makam Mbah Sambu terdapat di komplek masjid Jami' Lasem. 

Setelah itu muncul tiga ulama besar yang ikut mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ketiganya adalah KH Cholil Abdul Rozak, KH Baidlowi dan KH Ali Maksum. Bahkan salah satu raja Minang, bernama Sultan Mahmud, datang ke Lasem untuk berguru pada Sunan Bonang. Ia dimakamkan di bukit dekat Binangun.

Selain itu pada zaman VOC, di muara Sungai Bagan, tepatnya di Pantai Layur, terdapat pelabuhan besar. Sehingga KK Asem juga dikenal sebagai pusat perdagangan cukup besar. Lasem juga dikenal sebagai pusat batik tulis di Nusantara. 

Kini Lasem juga memiliki museum soal jejak dakwah agama Islam yakni Museum Islam Nusantara. Lokasi Museum ini berada di Kompleks Masjid Jami, Lasem.

Museum Islam Nusantara ini diresmikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, pada 23 September 2023 lalu. 

Dalam sambutannya, Sandiaga mengatakan, Kemenparekraf sedang mengembangkan pariwisata di sektor religi berbasis masjid. Ia menuturkan peresmian Museum Islam Nusantara di Lasem sebagai awal mula program tersebut.

"Kita sedang mengembangkan wisata berbasis masjid. Di seluruh masjid di Nusantara akan kami rangkaikan menjadi paket wisata. Yang kita mulai pada hari ini di Masjid Jami Lasem," tutur Sandi, saat itu.

Terpisah, Penggagas Museum Islam Nusantara Lasem, Abdul Aziz SAg MSi, mengatakan, Lasem memiliki peran penting dalam dakwah Islam di Nusantara. Menurutnya, sangat relevan apabila didirikan Museum Islam Nusantara.

"Museum ini berdiri di Lasem karena memang tonggaknya berada di Lasem, sejarah dakwah islam di negeri ini. Tempat yang paling bersejarah (bagi dakwah Islam-red) itu menurut kami ya Lasem, karena di Lasem itu mewakili tiga periode penting dakwah yang ada di negeri ini," jelas Abdul Aziz.

"Abad XV muncul Mbah Bonang (Sunan Bonang) yang kuat posisinya dalam dakwah. Abad XVI muncul Mbah Sambu. Abad XX muncul para pendiri NU," sambung Aziz.

Aziz menerangkan Museum Islam Nusantara Lasem menyajikan beragam naskah biografi para tokoh ulama Nusantara, lengkap dengan fotonya. Selain itu, ada sejumlah benda kuno yang disimpan di museum tersebut mulai dari manuskrip hingga Al-Qur'an raksasa dari lempengan kayu.