Presiden Korsel Berikan Grasi Bos Samsung Terkena Skandal Korupsi

Pewaris sekaligus Wakil Ketua Samsung Electronics Lee Jae-yong menerima grasi dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Jumat(12/8).


Grasi diberikan dengan dalih bahwa pemimpin bisnis diperlukan untuk membantu mengatasi 'krisis ekonomi nasional', seperti dilaporkan Kementerian Kehakiman Korsel.

Dilansir dari Malaymail, sebelumnya Miliarder Lee Jae-yong ini dihukum karena kasus suap dan penggelapan dana pada Januari tahun lalu, kini ia diangkat kembali untuk diberikan kesempatan dalam berkontribusi mengatasi krisis ekonomi negaranya.

Ini merupakan contoh terbaru dari tradisi panjang Korsel yang sering membebaskan para pemimpin bisnis yang korupsi atas dasar ekonomi negara.

“Dengan kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis ekonomi nasional, kami dengan hati-hati memilih para pemimpin ekonomi yang memimpin mesin pertumbuhan nasional melalui investasi teknologi aktif dan penciptaan lapangan kerja untuk diampuni,” kata Menteri Kehakiman Han Dong Hoon dalam sebuah pengarahan.

Pengampunan Lee disebut hanya sebagai simbolis, mengingat ia sebelumnya telah dinyatakan bebas bersyarat sejak Agustus 2021 setelah menjalani 18 bulan penjara. Menurut para pengamat, pembebasan ini kemungkinan akan memberikan Lee kebebasan sepenuhnya untuk kembali bekerja, dengan mencabut pembatasan pekerjaan paska-penjara yang telah ditetapkan selama lima tahun.

"Saya akan berkontribusi pada ekonomi dengan investasi berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja dan memberikan kembali salam rakyat dan pemerintah," kata Samsung dalam sebuah pernyataan, mengutip Lee.

Selain Lee, Presiden juga memberikan grasi kepada tiga pengusaha lainnya, termasuk Ketua Lotte Group Shin Dong-bin, yang dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara yang ditangguhkan dalam kasus suap pada 2018.

Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan pengampunan ini bertujuan untuk meningkatkan nasib orang biasa yang telah terkena dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Namun demikian, para pengamat tidak sependapat dengan keputusan presiden ini. Dilansir dari AFP, menurut Vladimir Tikhonov, Profesor Studi Korea di Universitas Oslo pengampunan itu hanya akan membuat pengusaha besar merasa mereka tidak dibatasi oleh norma hukum apa pun.