Masuknya nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam The Muslims 500 membuktikan bahwa dunia internasional mengakui kepemimpinannya di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
- Pemuda Pancasila Dorong Bambang Eko Purnomo Calonkan Diri Sebagai Wali Kota
- KPU Karanganyar Sosialisasi Pembentukan Badan Ad Hoc Pilkada 2024
- Pilbup Batang 2024, Fauzi Fallas Dapat Dukungan dari Warga Rifaiyah dan Pengusaha Konveksi
Baca Juga
Hal itu sebagaimana diutarakan Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni, dalam surat elektronik yang diterima redaksi, Sabtu (14/4).
"Ini adalah sebuah penghargaan dan pengakuan dari dunia internasional terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi dalam membangun Islam moderat di negara bependuduk muslim terbanyak di dunia. Selamat, Pak Jokowi," jelas Toni seperti dikutip Kantor Berita Politik
Toni juga menggarisbawahi langkah penyelenggara survei yang mencantumkan blusukan" sebagai ciri khas dari Presiden Jokowi dalam rangka mendengarkan dan melihat langsung permasalahan masyarakat.
"Pak Jokowi juga telah membawa terminologi blusukan menjadi mendunia. Blusukan menjadi cara seorang pemimpin untuk secara langsung mendengar dan melihat permasalahan di masyarakat, juga untuk membangun hubungan personal yang kuat dan tidak berjarak dengan rakyat," jelasnya.
Bukan cuma blusukan, Presiden Jokowi juga dianggap memiliki keinginan kuat untuk membangun transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan.
"Aneh bila dunia mengakui presiden kita sebagai pemimpin muslim yang berpengaruh, sebagian rakyat Indonesia masih ada saja yang mempertanyakaan keislaman Pak Jokowi untuk kepentingan politik," sambungnya.
"Sama sekali tidak ada bukti bahwa Pak Jokowi anti-Islam. Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dekat dengan Pak Jokowi. MUI juga dekat dengan Pak Jokowi. Demikian pula organisasi-organisasi yang selama ini menjalankan ajaran Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam," tambah Toni.
Penyelenggara survei ini adalah The Royal Islamic Strategic Studies Centre yang berkedudukan di Amman, Yordania. Dalam menentukan tokoh yang berpengaruh, digabungkan kombinasi matriks sosial, opini publik, dan pendapat para ahli.
Selain Presiden Jokowi, ada dua nama lain dari Indonesia yang masuk Top 50. Yaitu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di peringkat ke-22 dan ulama karismatis Habib Luthfi bin Yahya di peringkat ke-41 . Sementara, mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin masuk Honourable Mentions.
- Blusukan di Pekalongan, Hendrar Prihadi Semangati Pedagang Hadapi Era Online
- PSI Salatiga Matangkan Usungan Paslon di Pilwakot
- Diduga Langgar Etika dan Pidana, Ronny Laporkan Oknum PPK ke Bawaslu