Suparlan (65) warga Desa Demangsari Kecamatan Ayah Kebumen, kaget bukan kepalang melihat istrinya Somimah (55) ditemukan mengambang di dasar sumur rumahnya, Kamis (7/1).
- Mobil Tersambar KA di Perlintasan Bugen, Sopir Diduga Ikuti Google Maps
- Truk Autoclave Sampai Di Banyumas, Warga Swafoto Di Dekat Truk
- Kesenggol Ayla, Pemotor di Wonogiri Tewas Terlindas Fuso
Baca Juga
Supiyati, warga Kendeng RT 5 RW 3, Kelurahan Bendan Ngisor mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Semarang bersama DPRD Kota Semarang.
Diantaranya tempat tinggal sementara, fasilitas kesehatan hingga mata pencaharian bagi anak bungsunya, Yanuar Iskandarsyah.
Rabu (20/1) sore, Komisi D DPRD Kota Semarang bersama perwakilan dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Camat Gajah Mungkur dan Lurah Bendan Ngisor mendatangi rumah tinggal Supiyati dan anaknya.
Rumah reot yang berada di sekitar kandang ternak, sudah empat tahun lebih menjadi istana bagi Supiyati dan Yanuar.
Supiyati terpaksa pindah ke gubug ini karena semanjak sakit darah tinggi yang dideritanya semakin parah, dirinya tak lagi bisa mencari nafkah dan membayar rumah kontrakan. Kala itu janda dua anak ini hanya bisa pasrah tinggal di gubug yang kondisinya tidak layak huni, terlebih dari segi kesehatan, karena memang sangat kumuh.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo mengatakan pihaknya telah melakukan peninjauan kondisi rumah dan kehidupan Supiyati. Dan kini, Anang bersama ddinas terkait akan membantu untuk menyediakan tempat tinggal sementara di Panti Mardi Utomo, Kramas, Banyumanik.
Selain itu, Supiyati juga akan dipantau kesehatannya oleh Puskesmas Setempat, bahkan jika memang kondisinya parah maka akan dirujuk ke RSUD.
"Kondisi Ibu Supiyati ini kurang sehat dan tanah yang digunakan rumahnya saat ini apabila kita bantu untuk bedah rumah ini tidak emmungkinkan, sehingga kita sarankan nanti kita pindah ke Panti, nanti mas Yanuar ini nanti bisa bekerja dan bisa mandiri," jelas Anang saat melakukan kunjungan kerumah Supiyati, Rabu (20/1).
Anang juga mengatakan, Komisi D yang memang fokus pada penanganan kesejahteraan sosial mengharapkan bahwa untuk masalah kesejahteraan sosial seperti ini harus segera tertangani dan sifatnya darurat.
"Kalau ini kan masalahnya karena ibunya sakit terus Yanuar masih butuh biaya untuk sekolah pada saat itu, mungkin jika ibunya tidak sakit masih bisa bekerja dan melakukan kehidupan sebagaimana mestinya, tapi dengan masalah ini segera akan kita atasi bersama. Bagi kami yang jelas bisa tertangani dulu dari sisi kesehatan, tempat tinggal, mendapatkan pekerjaan karena ini sifatnya kedaruratan, makanya kita koordinasi dengan beberapa dinas seperti dinas tenaga kerja, dinas sosial, dinas kesehatan," ungkapnya.
Di sisi lain, Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Semarang, Tri Waluyo mengatakan jika nantinya Supiyati dan keluarga akan difasilitasi rumah petak yang ada di panti Mardi Utomo, bahkan juga tersedia fasilitas ketrampilan jika memang belum mendapat pekerjaan.
"Kami asesmen kebutuhan warga itu saja, ternyata kebutuhan fasilitas kesehatan, perumahan dan pekerjaan bagi anaknya, dan hari ini insyaallah terselesaikan. Nantinya akan ditempatkan di Panti Mardi Utomo, Keramas, fasilitasnya ada rumah petak, bisa untuk keluarga dan pribadi, nanti disana akan dibekali ketrampilan juga mulai dari bengkel, membatik," ujar Tri.
Sementara itu, putra bungsu Supiyati, Yanuar mengucapkan terimakasih kepada Anggota Komisi D dna Pemerintah Kota Semarang yang mempunyai perhatian besar untuk dirinya dan ibunya.
"Alhamdulilah di bantu dari bapak-bapak pejabat, kami diberi bantuan mau ditempatkan di panti dna kami siap menempati panti, dan besok ibu saya mau di periksakan dulu ke rumah sakit lalu kami bisa langsung pindah ke panti," ucap Yanuar.
Yanuar yang baru saja lulus SMK, mengaku ingin sekali bekerja menggantikan posisi ibunya sebagai kepala rumah tangga, namun semenjak ibunya sakit dan dirinya masih harus meneruskan pendidikan, Yanuar hanya bisa pasrah dan bersabar. Namun kini Yanuar dan ibunya sudah bisa bernafas lega karena pemerintah kota Semarang memberikan perhatian lebih pada keluarganya.
"Saya lulusan tahun 2020 dari SMK N 4, saya itu ingin sekali bekerja tapi ibu sakit sejak tahun 2017 sehingga saya harus menjaga ibu di rumah tidak bisa bekerja. Kebutuhan sehari-hari kadang dapat bantuan dari kelurahan atau tetangga yang memberi bantuan," pungkasnya.
- Adu Banteng Dump Truk vs Truk Trailer, Satu Korban Tewas
- Perjalanan Autoclave Raksasa Sudah Tiba di Kebumen
- Festival Durian di Kabupaten Pekalongan Kacau, 23 Orang Pingsan, 9 Masuk Rumah Sakit