Puncak Peringatan Hari Suci Waisak Di Salatiga Ditandai Pelepasan Ratusan Satwa Burung 

Asisten Sekda Salatiga, Sidqon Effendy, Dan Panitia Serta 14 Biksu, Atau Bhikkhu, Dari Berbagai Daerah Di Jawa Tengah Melepaskan Satwa Burung Ditengah Peringatan Hari Suci Waisak Tingkat Kota Salatiga, Minggu (02/06). Erna Yunus B/RMOLJawaTengah
Asisten Sekda Salatiga, Sidqon Effendy, Dan Panitia Serta 14 Biksu, Atau Bhikkhu, Dari Berbagai Daerah Di Jawa Tengah Melepaskan Satwa Burung Ditengah Peringatan Hari Suci Waisak Tingkat Kota Salatiga, Minggu (02/06). Erna Yunus B/RMOLJawaTengah

Pelepasan ratusan satwa burung menandakan dimulainya kegiatan ritual Pindapatta puncak peringatan Hari Suci Waisak tingkat Kota Salatiga, Minggu (02/06).


"Pelepasan ratusan satwa burung ini sebagai simbol kebebasan atau kebahagiaan," kata Ketua Pelaksanaan kegiatan Hari Waisak Tingkat Kota Salatiga, Hariyono yang sekaligus Wakil Ketua FKUB Salatiga saat menerangkan peringatan Hari Waisak Tingkat Kota Salatiga.

Diakui Hariyono, peringatan Hari Suci Waisak tingkat Kota Salatiga dengan menggelar Pindapatta di Alun-alun Lapangan Pancasila Salatiga ini merupakan perayaan pertama kali digelar oleh umat Buddha Salatiga secara terbuka.

Kegiatan Pindapatta, ungkap dia, merupakan tradisi umat Budha memberikan persembahan untuk para Bhikkhu yang sebelumnya berjalan tanpa alas kaki. Persembahan yang diberikan dapat berupa makanan, minuman atau pun dana.

Ia menerangkan karena gema Waisak Tingkat Kota Salatiga dilaksanakan dan dibalut dengan kegiatan Bakti Sosial nantinya apa yang diserahkan oleh umat Buddha kepada Bhikkhu akan direalisasikan sebagai kegiatan sosial ditujukan kepada panti sosial, panti asuhan, ataupun panti jompo di sekitar Salatiga. Termasuk, organisasi-organisasi yang membutuhkan.

Asisten Sekda Salatiga, Sidqon Effendy, Saat Memberikan Persembahan Kepada Para Biksu Yang Mengelilingi Alun-Alun Lapangan Pancasila Ditengah Peringatan Hari Suci Waisak Tingkat Kota Salatiga, Minggu (02/06). Erna Yunus B/Rmoljawatengah

Selanjutnya, ujar dia, kegiatan Peringatan Hari Waisak Tingkat Kota Salatiga dilanjutkan dengan donor darah sebagai bentuk kepedulian kepada sesama yang membutuhkan.

"Dan sebagai puncak akan diselenggarakan pentas seni Dharma Bakti Waisak di Pendopo Bung Karno Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Salatiga," imbuhnya.

Sementara, Asisten Sekda Sidqon Effendy, mewakili Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani dan Sekda Kota Salatiga Wuri Pudjiastuti, mengungkapkan serangkaian kegiatan dalam rangka Hari Suci Waisak ini diharapkan mendapatkan kemuliaan dan keberkahan.

Kegiatan bakti sosial ini nantinya bisa diikuti oleh masyarakat luas di luar umat Buddha baik Muslim, Kristen, Katolik dan Kepercayaan.

Tercatat, saat ini umat Buddha Salatiga sekitar 700-an orang. Dan melalui kegiatan ini diharapkan umat di Kota Salatiga terkenal sebagai Kota Tertoleran saling menghormati tradisi dan menjunjung tinggi hormat menghormati antar sesama umat beragama.

"Dengan kegiatan ini, kota ingin hidup berdampingan. Sehingga, Kota Salatiga terkenal Kota Tertoleransi bukan semata-mata slogan tapi nyata benar-benar toleran," pungkasnya.