Pemkot Solo menggelar kegiatan refleksi tiga tahun pemerintahan Wali Kota, Gibran Rakabuming Raka dan Wakilnya, Teguh Prakosa di Pendapa Gede, Balai Kota Solo, Rabu (28/02).
- Bacagub Ahmad Luthfi: Ekonomi Masyarakat Dari Pasar Bisa Bergerak
- Yoyok Sukawi Dolan Ke Pasar Johar, Ngobrol-ngobrol Dan Guyon Dengan Para Pedagang
- Bawaslu Purworejo Harap Perbup Soal Pemasangan APK Direvisi
Baca Juga
Walikota Gibran mengakui ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang belum diselesaikan hingga tahun ini, dimana masa kepemimpinannya akan usai. Diantaranya adalah pembangunan fisik dan program non fisik.
"Kami segera menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah di Kota Solo. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti penurunan angka kemiskinan, pengangguran, dan pembukaan lapangan kerja," kata Gibran.
Selain itu, dikatakannya, hal lain yang juga harus ditindaklanjuti yakni peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), penurunan Gini Ratio, dan kasus stunting.
Sedangkan untuk proyek pembangunan fisik yang sampai saat ini belum selesai juga dia berjanji akan menyelesaikannya tahun ini. Proyek itu antara lain Viaduk Gilingan dan Joglo.
Salah satu warga Solo, Sungkar, dari Dewan Harian Cabang 45, menyampaikan uneg-uneg menagih janji pada Gibran soal pembangunan Masjid Taman Sriwedari.
"Saya ingin menagih janji Mas Gibran. Yang pertama adalah Masjid Taman Sriwedari dibangun hampir dua tahun ini. Saya masih ingat janjinya saat Musrenbang dua tahun yang lalu akan diselesaikan. Dan sekarang alhamdulillah menjadi RI 2, artinya punya kemampuan lebih untuk merampungkan," kata Sungkar, Rabu (28/02).
Dirinya juga menagih soal Benteng Vastenburg. Di mana sampai hari ini Benteng Vastenburg dimiliki oleh swasta.
"Ada juga janji yang satu juga. Benteng Vastenburg. Sampai hari ini benteng di seluruh Indonesia hanya di sini yang dimiliki swasta. Jadi saya selaku lansia, jadi mumpung jenengan (anda-red) belum berangkat ke Jakarta, diselesaikan," lanjutnya.
Secara diplomatis, Gibran pun menjawab janji yang ditagih oleh Sungkar tersebut. Gibran menjelaskan bahwa Taman Sriwedari saat ini sudah 80 persen pembangunan, namun karena adanya masalah sehingga tidak bisa dilanjutkan.
"Masjidnya Pak itu 80 persen terbangun. Tinggal sedikit lagi. Tinggal finishing. Itu yang mau bantu banyak, tapi tanahnya bermasalah. Saya tidak mungkin mendatangkan CSR dan lain-lain. Banyak CSR dari yang menjadi background pembangunan Solo," ucapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa selama dirinya dan Teguh memimpin Kota Solo, sudah melakukan upaya dalam penyesuaian di bidang hukum.
"Makanya saya dan Pak Teguh, berusaha agar tanah ini clean and clear secara hukum dibantu oleh Pak Kajari. Dua Kajari. Dan (Kajari-red) yang baru luar biasa sekali. Ini sudah clear tinggal bagaimana panitia masjid diaktifkan kembali untuk menerima CSR. Tinggal dikit lagi. Monggo saya dan Pak Teguh sudah menyelesaikan masalah hukumnya, nanti panitia masjid tinggal meneruskannya," tegasnya.
Untuk Benteng Vastenburg, pihaknya sedang mengajukan hibah.
"Kita sudah mengajukan surat, jadi sedang diproses biar bisa dikelola Pemkot Solo. Tapi itu butuh waktu. Sekali lagi mohon bersabar. Sekali lagi, apa pun itu, di lahan apa pun, tanah harus clean and clear. Saya mohon maaf masih terkendala masalah hukum," pungkasnya.
- UMUKA Solo Perluas Kerjasama Dengan RS Paru Mangunharjo Madiun
- Bacagub Ahmad Luthfi: Ekonomi Masyarakat Dari Pasar Bisa Bergerak
- Pebiliar Berusia 74 Tahun Raih Emas: Tan Kiong An Dari Cabor Biliar