Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menyelenggarakan Workshop Revitalisasi Sekolah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT).
- Terbanyak dalam Sejarah, UNDIP Kukuhkan 42 Guru Besar
- Perketat Prokes, Sekolah di Jepara Kembali Gelar PTM
- Pembagian Rapor dan Libur Semester Sesuai Kalender Pendidikan
Baca Juga
Kegiatan bagian dari komitmen UKSW untuk berperan aktif dalam pengembangan dan pemerataan pendidikan di Indonesia terus dilakukan.
"Herak bersama UKSW dengan MSH GMIT ini diyakini dapat mengurai persoalan-persoalan pelik dunia pendidikan yang saat ini dihadapi. Kita mulai dengan empat yayasan ini terlebih dahulu, jika telah berhasil, kita akan lanjutkan ke Yapenkris lainnya," kata Wakil Rektor UKSW Bidang Kerja Sama dan Kealumnian Prof. Yafet Yosafet Wilben Rissy, S.H., M.Si., LLM., Ph.D. (AFHEA) usai mengunjungi tanah NTT, Kamis (20/6).
Yafet mengungkapkan, Workshop ini sekaligus wujud komitmen jangka panjang UKSW sebagai upaya bersama menata kembali sekolah-sekolah GMIT.
Ia berharap dengan kerja sama yang erat antara UKSW, MSH GMIT, para ketua klasis terkait, Yapenkris Agape (Molo Barat), Yapenkris Tois Neno, Soe Timur, Yapenkris Hiti Kefa TTU dan Yapenkris Ada Hari, Sabu Raijua, segenap kepala sekolah, dan guru-guru," kata Yafet Yosafet.
Bukan tidak mungkin, dalam waktu tiga tahun mendatang diyakininya UKSW melahirkan sekolah-sekolah GMIT yang unggul.
Hal ini untuk mempersiapkan masa depan pendidikan anak-anak kita dengan lebih berkualitas, sekaligus menyumbang sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Profesor bidang ilmu hukum dan ekonomi ini menambahkan, sebenarnya tidak hanya GMIT, Nusa Tenggara Timur secara umum juga menghadapi persoalan pendidikan yang rumit dan tertinggal dalam banyak aspek.
Program revitalisasi sekolah-sekolah GMIT ini sekaligus membuktikan komitmen UKSW dan MSH GMIT untuk turut memperbaiki pendidikan di NTT.
Ketua MSH GMIT Pdt. Semuel Pandie, S.Th., turut hadir dan membuka kegiatan workshop. Pdt. Semuel Pandie mengungkapkan revitalisasi sekolah GMIT adalah komitmen berkelanjutan bersama yang istimewa bagi GMIT dan sekolah yang terlibat dalam program ini.
"Dalam konteks pendidikan, kita sedang tidak baik-baik saja. Pergumulan kita sangat serius. Karena itu melalui program revitalisasi sekolah-sekolah GMIT yang dilakukan UKSW, Saya berharap kualitas sekolah-sekolah GMIT akan menjadi lebih baik dan mampu mendidik anak-anak kita dengan lebih baik," terang Pdt. Semuel Pandie, S.Th.
Sementara itu, Workshop Revitalisasi Sekolah GMIT yang diselenggarakan di SMP Kristen Soe, Nusa Tenggara Timur, bekerjasama dengan Majelis Sinode Harian (MSH) GMIT diikuti oleh 150 guru dari 20 sekolah di bawah naungan GMIT.
- Dirjen Pendis Kemenag Minta Peserta PBAK IAIN Salatiga Miliki Kemampuan Adaptasi Dengan Teknologi
- UNS Kembali Tambah Lima Guru Besar Baru
- Unjuk Gigi di Tingkat Dunia, UMK Jalin Kemitraan Gandeng Hatyai University Thailand