Perseteruan dua pucuk pimpinan partai di Salatiga, Gerindra dan PDI-P soal program beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) yang diluncurkan PDIP masih berlanjut.
- Gerindra Usung Aldi-Reza di Pilwakot Salatiga
- Gerindra Salatiga 'Warning' Bacalon Kembalikan Formulir Pendaftaran Meski Kondisi Kosong
- Izin dari Kesatuan, Kolonel Haryono Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Wali Kota ke Gerindra
Baca Juga
Ketua DPC Partai Gerindra Yuliyanto bahkan tegas mengatakan, siap dan mengaku bisa mempertanggungjawabkan pernyataannya terkait PIP diluncurkan DPC PDI-P Salatiga kepada 1.600 siswa-siswi mulai dari SD, SMP dan SMA di Salatiga sebuah kebohongan publik karena menyebut data yang kantongi Partai Banteng Moncong Putih itu, merupakan pencarian sendiri yang merupakan aspirasi Ketua DPR RI, Doktor (H.C) Puan Maharani.
Hal ini sekaligus menjawab tantangan Ketua DPC PDI-P Salatiga Dance Ishak Palit beberapa waktu lalu. Mantan Wali Kota Salatiga dua periode itu mengaku memiliki alasan sendiri.
"Kejadian ini, sama seperti kejadian tahun lalu yang mendekati Pilpres. Kejadiannya persis dengan PDI-P ini, saat itu calon legislatif (Caleg) Partai Gerindra Salatiga ketika menjabat Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Salatiga Supriyadi Fatkhi. Modusnya juga sama persis, di soal juga oleh temen-temen PDI-P Salatiga juga," ucap Yuliyanto, Selasa (1/8/2023).
Apakah ia berupaya balas dendam.
"Bukan (balas dendam), kebetulan 'ketanggor' dan mengingatkan saja. Dulu seperti itu, caleg kita di soal (oleh PDI-P Salatiga). Intinya, jangan mencubit kalau gak mau dicubit," lanjut dia.
Dari keterangan Yuliyanto, Januari 2019 silam, ditengah menghadapi momentum Pilpres dan digoncang Partai penguasa dirinya yang ketika itu menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra meredam emosi seluruh kader, simpatisan serta massa dan pendukung Prabowo, dengan mengatakan tidak masalah.
Atas kejadian sekarang ini, sama dengan kejadian 2019 dan programnya juga sama persis yakni aspirasi.
"Mau dikatakan buka borok atau luka, 'mboh' namanya apa. Yang pasti, saya sangat bisa mempertanggungjawabkan pernyataan Saya, karena belajar dari kasus 2019 silam. Dulu kan sempat Bawaslu Kota Salatiga sempat turun juga kan. Itu aja 'kok' kebakaran jenggot," imbuhnya.
Bahkan, DPC Partai Gerindra Salatiga sampai membentuk tim investigasi untuk menyelidiki dugaan pencatutan nama partai berlambang garuda tersebut dalam undangan yang diedarkan SMK 1 PGRI Salatiga kepada orang tua siswa, kala itu melalui media sosial.
Partai Gerindra merasa dirugikan dengan pencatutan nama partai tersebut.
Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Salatiga Supriyadi Fatkhi kala itu menyebutkan program PIP yang diterima siswa SMK 1 PGRI Salatiga dan sekolah lainnya murni berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Memang program PIP yang diterima siswa-siswi SMK PGRI 1 Salatiga yang memperjuangkan Fraksi Gerindra DPRD Kota Salatiga melalui aspirasi anggota DPR Komisi X Pak Jamal Mirdad. Namun soal penulisan nama Partai Gerindra dalam undangan SMK 1 PGRI kami tidak tahu dan tidak ada sangkut pautnya dengan Partai Gerindra," terangnya.
Supriyadi menyatakan, Fraksi Gerindra DPRD Kota Salatiga tergerak untuk memperjuangkan usulan atau aspirasi pihak SMK PGRI 1 Salatiga terkait PIP, karena di sekolah tersebut terdapat siswa dan siswi dari kalangan keluarga tidak mampu yang belum tersentuh program beasiswa tersebut.
Karena memang melalui jalur kuota dinas pendidikan, menurut Supriyadi selain SMK PGRI 1 Kota Salatiga, SMK PGRI 2 dan 3 juga SMK Saraswati mendapatkan beasiswa serupa.
- Gerindra Usung Aldi-Reza di Pilwakot Salatiga
- Gerindra Salatiga 'Warning' Bacalon Kembalikan Formulir Pendaftaran Meski Kondisi Kosong
- Izin dari Kesatuan, Kolonel Haryono Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Wali Kota ke Gerindra