Ukir Sejarah, Persika Karanganyar Lolos Liga 3 Nasional

Persika Karanganyar bermain imbang lawan Persebata Lembata dari NTT. Istimewa
Persika Karanganyar bermain imbang lawan Persebata Lembata dari NTT. Istimewa

Sekian lama vakum dari kompetisi sepak bola nasional, Persika Karanganyar akhirnya berhasil mengamankan tiket promosi ke Liga 3. Klub yang berbasis di wilayah Karanganyar, tepatnya di kawasan kaki Gunung Lawu, menandai kebangkitannya dengan performa yang menjanjikan.


Kepastian promosi ini didapat usai laga penentuan melawan Persebata Lembata dari NTT yang berakhir imbang 1-1. Hasil tersebut cukup membawa Persika melangkah naik ke kasta Liga 3.

Meski Persic Cilegon di grup B menang telak 4-2 atas Persiwang Banyuwangi, regulasi Liga 4 Pasal 23 ayat 12 huruf b yang mengedepankan head-to-head membuat Persika dan Persebata berhak atas tiket promosi.

Kedua tim dari grup B ini otomatis melaju ke Liga 3 musim depan. Situasi ini mengingatkan pada peristiwa serupa di babak 31 besar Grup T, saat Persitara Jakarta Utara dan Josal FC Paiman bersaing ketat.

Persic Cilegon harus puas finis di posisi ketiga meski produktivitas gol mereka tinggi. Sementara itu, Persika tak hanya lolos, tapi juga memperpanjang catatan tak terkalahkan sejak babak 62 besar, sebuah pencapaian membanggakan bagi sepak bola Karanganyar.

Laga krusial tersebut berjalan intens sejak awal. Persebata unggul lebih dulu lewat gol Fandy Johan pada menit ke-16, memanfaatkan assist dari Ronald Samby. Namun hanya tiga menit berselang, Persika membalas melalui serangan balik cepat yang diselesaikan Muhammad Risqi Fauzan.

Permainan terbuka dan penuh disiplin ditunjukkan kedua tim. Namun hingga peluit panjang berbunyi, skor tetap bertahan 1-1.

Pemain dan pelatih dari kedua tim tampak emosional di akhir laga. Doa dan sujud syukur menggambarkan kegembiraan mereka atas keberhasilan melaju ke babak 8 besar dan memastikan tiket promosi ke Liga 3.

Sejarah panjang Persika Karanganyar untuk kembali berada di titik yang membanggakan. Persika bukan klub baru dalam dunia sepak bola nasional.

Awalnya bernama Persatuan Sepakbola Makam (PSM), klub ini dibentuk oleh sekelompok pemuda yang rutin bermain bola di dekat makam pahlawan sekitar tahun 1965, dua dekade pasca kemerdekaan RI.

Salah satu legenda hidup Persika, Tugimin GP alias Gepeng, menceritakan bahwa lapangan yang tersedia saat itu memang berada di dekat makam, sehingga nama PSM lahir secara natural.

Namun PSM hanya bertahan sebentar. Di bawah kepemimpinan Bupati Karanganyar AKBP R Soekardjono (1965–1968), nama klub resmi berubah menjadi Persika Karanganyar pada 20 November 1967.

"Perjalanan Persika tak selalu mulus. Keterbatasan dana kerap jadi penghambat," ucap Gepeng, Kamis (15/5). 

Namun semangat para pemain tetap menyala. Di era 1980-an, klub ini sempat mencicipi atmosfer Galatama Divisi II, prestasi yang membanggakan saat itu.

Sayangnya, minimnya partisipasi di berbagai kompetisi karena kendala dana membuat Persika tertinggal.

Terakhir mereka tampil di Divisi 2 Liga Indonesia musim 2010/2011, namun belum pernah melangkah hingga semifinal.

Pergantian manajemen yang cukup sering turut memengaruhi kestabilan klub. Nama-nama seperti Dwidoyo, Rina Iriani Sri Ratnaningsih, Joko Siwiyono, Paryono, hingga Dua Malam Sehari pernah memimpin klub ini.

Baru pada tahun 2020, di bawah nakhoda baru Prihanto, Persika kembali menggeliat. Dalam waktu singkat, klub berjuluk Singa Lawu ini berhasil menembus 10 besar Liga 3 zona Jawa Tengah.

Kemunculan Persika yang mendadak dan impresif membuat Liga 4 heboh. Meski tergabung di grup berat, mereka sukses menyapu bersih seluruh laga dan mengamankan tiket promosi ke Liga 3 Nasional.

Di kompetisi Liga 3 mendatang, Persika berpeluang satu grup dengan klub-klub eks Liga 1 seperti Persikabo dan RANS Nusantara, serta tim-tim tangguh lain seperti Persiba Balikpapan, Persipasi Bekasi, hingga Sulut United.