UMKM Di Salatiga Sebagian Besar Masih Bersifat Mikro

Pelaku UMKM di Salatiga mengalami keterpurukan hingga 40 persen selama pandemi Covid-19. Salah satu pemicu lainnya, karena UMKM di Salatiga sebagian besar sifatnya mengandalkan offline terutama pelaku UMKM yang masih Mikro.


"Offline itu 'kan face to face'. Kalau tidak ada yang datang sepi, kalau datang kondisi sekarang takut Covid-19," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Salatiga, Roch Hadi kepada wartawan, Selasa (22/6).

Roch Hadi tak menampik, dalam 1,5 tahun pandemi Covid-19 ini justru yang tengah booming usaha dengan cara pengembangan melalui jaringan internet.

Pemanfaatan Informasi Teknologi ( IT) saat ini menjadi solusi disaat orang 'mager'.

"Meski saat ini masih dilakukan 60 persen UMKM Salatiga, penghambat lainnya adalah varian yang ditawarkan sangat terbatas," pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Salatiga Yuliyanto membenarkan jika pelaku UMKM di daerah yang ia pimpin mengalami keterpurukan selama pandemi Covid-19.

"Betul terpuruk, tapi masih bisa menggeliat khususnya UMKM kuliner masih eksis," timpalnya.