Vaksin BUMN Berpeluang Diekspor

Menteri BUMN Erick Tohir menyebut peluang untuk memgekspor vaksin BUMN jika telah lolos uji klinis dan mulai diproduksi massal.


"Pada tahap awal akan diprioritaskan untuk bangsa Indonesia dan berpotensi diproduksi massal hingga diekspor," terang Erick Tohir di sela-sela konferensi pers Kick Off Uji Klinik Fase 3 Vaksin COVID-19 BUMN, secara virtual, Kamis (9/6). 

Dia menerangkan, prioritas tahap awal untuk bangsa Indonesia. Namun begitu, kapasitas produksi yaitu PT Bio Farma bisa mencapai 120 juta per tahun. 

"Total produksi bisa mencapai 500 juta jika diperlukan memperbesar ingin Indonesia salah satu produksi vaksin dunia bisa ditingkatkan kalau diperlukan," katanya.

Menurut dia, vaksin BUMN merupakan kedaultan kesehatan masyarakat masyarakat dan sebagai bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, tranformasi terus dilakukan di Kemenkes bekerjasama dengan pihak lain. 

"Terus mendorong supaya tidak terus bergantung dengan negara lain. Dalam konteks, bahan baku obat serta mendorong kesehatan masyarakat secara menyeluruh baik menjaga supaya masyarakat percaya kepada membangun kesehatan di dalam negeri," terang dia. 

Dia menegaskan, terobosan ini agar Indonesia memiliki vaksin sendiri dan tidak terus mendatangkan vaksin dari luar negeri. 

"Konteks ini membuktikan kerjasama dapat memberikan solusi terbaik untuk bangsa dan negara," terang dia. 

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito mengungkapkan, kebanggaan mendampigi proses pengembangan vaksin dimulai dari penyiapan dan fasilitas produksi. 

"Proses pengembangan vaksin BUMN ini pertama di Indonesia merupakan karya anak bangsa dalam pengembangannya dimulai uji klinik, uji klinik 1, uji klinik 2 dan sekarang fase ke 3. Kami sudah memberikan ijin untuk melakukan memenuhi uji klinik dan hasil uji yang baik untuk jangka waktu disepakati," terang Penny. 

Dia melanjutkan, vaksin BUMN bisa segera diberikan ijin untuk diproduksi massal. Dengan tujuan, menjadi vaksin bermutu, aman, efektif berkhasiat dan berdaya saing. 

"Demi kemandirian negara kita dan kemandirian industri vaksin yang bertaraf internasional," terang dia.