125 Ribu Guru Myanmar Diskors Karena Ikut Gerakan Pembangkangan Sipil

Junta militer Myanmar telah menskors ribuan guru karena bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil untuk menolak kudeta.


Junta militer Myanmar telah menskors ribuan guru karena bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil untuk menolak kudeta.

Seperti diberitakan Kantor Berita RMOL, Federasi Guru Myanmar mengatakan, sebanyak 125.900 guru telah diskors mulai Sabtu (22/5), beberapa hari sebelum tahun ajaran baru dimulai.

Sebelumnya, para guru dan orangtua murid melakukan aksi boikot tahun ajaran baru untuk menekan junta melakukan reformasi demokrasi.

"Ini hanya pernyataan untuk mengancam orang agar kembali bekerja. Jika mereka benar-benar memecat orang sebanyak ini, seluruh sistem akan berhenti," ujar seorang pejabat federasi, seperti dikutip Reuters.

Ia mengatakan, hukuman para guru akan dicabut jika mereka tidak lagi melakukan aksi protes.

Data pada dua tahun lalu menunjukkan, Myanmar memiliki 430 ribu guru sekolah.


Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah sebelumnya meminta para guru dan siswa untuk kembali ke sekolah untuk memulai kembali sistem pendidikan.

Selain guru, sekitar 19.500 staf universitas juga telah diskors.

Myanmar sendiri akan mulai membuka tahun ajaran pada Juni, di mana pendaftaran sekolah akan dimulai pekan depan. Namun sejumlah orangtua berencana untuk tidak menyekolahkan anak-anak mereka.

"Saya tidak akan mendaftarkan putri saya karena saya tidak ingin memberikan pendidikannya dari kediktatoran militer. Saya juga mengkhawatirkan keselamatannya," kata Myint, 42 tahun, yang putrinya berusia 14 tahun.