Ada Reog dan Barongsai di Karnaval Budaya Grebeg Sudiro

Dian Tanti/RMOLJateng
Dian Tanti/RMOLJateng

Karnaval budaya dalam Grebeg Sudiro menampilkan kolaborasi perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa. Karnaval ini merupakan acara yang diselenggarakan setiap tahunan sehingga seharusnya pelaksanaannya makin baik.


Karnaval Budaya merupakan puncak acara Grebeg Sudiro yang dilaksanakan di venue utama, yaitu Kawasan Pasar Gede dengan rute kirab mengelilingi wilayah Kelurahan Sudiroprajan.

Ribuan warga memadati tepi kanan dan kiri jalan di ruas jalan Urip Sumoharjo atau depan Pasar Gede, Minggu (26/1) untuk menyaksikan karnaval budaya. 

Dimana berbagai atraksi kesenian seperti barongsai, liong, reog, dan kesenian tradisional lainnnya ikut berpatisipasi dalam pawai tersebut.

"Ada sekitar 55 kelompok seni dengan peserta 2.500 orang mengikuti karnaval budaya Grebeg Sudiro 2025,” papar Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2025, Arsatya Putra Utama.

Peserta kirab juga tampak mengusung gunungan berukuran cukup besar yang dibuat dari kue keranjang yang berbentuk replika bangunan SD Warga.

"Tahun ini sengaja memilih SD Warga yang berada di kawasan kampung Sudiroprajan sebagai jodang ikonik karena bangunan itu merupakan bagian dari cagar budaya," imbuhnya.

Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa menabuh tambur (gendang) menandai dibukanya karnaval budaya Grebeg Sudiro di area pasar Gede Solo.

Terlihat juga Teguh memberikan angpau pada barongsai dan liong saat melalukan atraksi di depan panggung kehormatan. 

Pawai grebek sudiroprajan ini diakhiri dengan pembagian 5000 kue keranjang yang sebelumnya di arak mengelilingi ruas jalan Urip Sumarharjo, Kapten Mulyadi, RE martadinata, Tjut Nyak Dien, Juanda. Warga antusias berebut kue keranjang yang dibagikan oleh panitia.