Agak Lain, Fesyen Demak Makin Kreatif

Kolaborasikan Anatomi Tubuh dengan Etnik Kearifan Lokal
Istimewa/Dok.RMOLJateng
Istimewa/Dok.RMOLJateng

Industri fesyen di Demak kian maju dan kreatif. Terbaru, para pengampu fesyen di Kota Wali berani tampil agak lain, dengan coba menonjolkan motif kolaborasi anatomi tubuh yang dipadu dengan seni batik kearifan lokal.

Seperti yang terlihat dalam acara fashion show dalam rangka Hari Batik Nasional yang digelar di Hotel Wimarion Semarang, baru-baru ini. Pada pagelaran itu, para designer berusaha untuk tetap lestarikan keberadaan corak serta motif batik Demak, yang dikemas secara lebih modern.

Batik Natra (Natural Kreatif Batik) adalah salah satu batik yang memiliki corak kontemporer seperti alam dan anatomi tubuh, contohnya air, langit, tanah dan makhluk hidup. Setiap corak yang dibuat memiliki nama dan filosofi masing-masing. Misalnya, corak Irisan Blimbing yang artinya melambangkan rukun islam ada lima.

Kekuatan Batik Natra pewarnaannya menggunakan warna alami, selain itu pengerjaannya juga masih tradisional menggunakan canting.

Di rumah produksinya yang berada di perumahan Jasmine Park, Blok J2 Nomor 11, Jalan Plamongan Indah, Gembyong, Batursari, Mranggen, Demak, Natra tidak hanya memproduksi kain batik saja tetapi juga menciptakan karya lain seperti lukisan abstrak batik, tas ecofriendly Natra, One Set Ecobat Natra, mukena, selendang dan sebagainya.

Yustika Yuliarti dalam membuat motif batik juga memasukkan unsur beberapa motif anatomi tubuh di antaranya, susunan saraf, epidermis, darah, paru, dan organ-organ di dalam tubuh lainnya.

“Kami memiliki motif-motif kedokteran. Kami terinspirasi dengan anatomi tubuh, seperti susunan saraf, epidermis, darah, paru, organ-organ di dalam tubuh, yang kita kombinasikan dengan motif khas Demak, ” tambahnya

Tidak hanya itu, Batik Natra juga terkenal ecofriendly atau ramah lingkungan. Yustika menambahkan, ia juga memanfaatkan tumbuh-tumbuhan di sekitar untuk sebagian bahan dasar warna batiknya. “Batik Natra itu menggunakan warna-warna alami, sehingga warnanya itu soft dan elegan, eksklusif. Karena visi dan misi Batik Natra itu ingin melestarikan budaya Indonesia dengan tetap memperhatikan ramah lingkungan,” imbuhnya.

“Kita fokusnya memang pada kain batik tulis dan cap. Lalu kita kembangkan ke syal, jilbab, sajadah, tas, topi, lalu memanfaatkan perca menjadi aksesoris, seperti kalung dan masker,” terangnya.

Meski pun terbilang industri rumahan, penjualannya tidak main-main. Yustika menjelaskan, pelanggannya bahkan tidak dari tingkat nasional saja, melainkan hingga dari luar negeri. Cakupan harga kain Batik Natra dimulai dari harga Rp250.000 sampai Rp3.000.000.

“Pelanggan sudah sampai seluruh Indonesia, seperti NTT, Lombok, Bali, dan Jakarta. Selain itu pernah dari luar negeri ketika kami ikut exhibition (pameran) kedokteran di Inggris dan Jerman,” tandasnya.