Menentukan sebuah paradigma merupakan hal penting dalam memulai sebuah penelitian.
- Dosen UKSW Ciptakan SI SAGU
- 172 Muda-Mudi Batang Beradu Kreativitas dalam Jambore Pemuda Kabupaten
- Kementerian Agama Kota Magelang Luncurkan Gerakan Harmoni
Baca Juga
Hal itu disampaikan oleh Guru Besar FIB UGM, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A., M.Phil, saat memberikan seminar di Universitas Negeri Semarang, di Gedung Pascasarjana Unnes.
Heddy menyatakan dalam paradigma terdapat 9 unsur. Semuanya adalah, Asumsi dasar, Nilai-nilai, Model, Masalah yang diteliti, Konsep-konsep, Metode penelitian, Metode analisis, Teori, dan representasi.
"Semua ini, menurut saya yang menjadi unsur paradigma berpikir. Dari sembilan ini ada yang masuk unsur implisit dan eksplisit," kata Heddy, Selasa (17/12).
Menurut Heddy, unsur-unsur tersebut harus dipahami secara sadar oleh peneliti. Karena, lanjut dia, jika dipahami maka akan membawa peneliti kepada paradigma yang tepat saat meneliti.
Heddy menambahkan, hal ini sangat perlu disadari oleh mahasiswa yang tengah menjajaki program pascasarjana.
Menurutnya, apabila mahasiswa yang sedang menyusun tesis dan disertasi, akan memerlukan paradigma dalam menyusun penelitiannya.
Selain itu, saat melakukan penulisan artikel akademik, hal ini juga akan melandasi kerangka berpikir dalam sebuah tulisan.
"Maka itu, jika kita keliru memahami salah satu unsur saja dalam paradigma, bisa jadi membuat kita melenceng dari pertanyaan awal," tandas dia.
Baginya, semua paradigma memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, saat seorang akademisi sedang mempelajari suatu masalah, pendekatan paradigma yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang dikerjakan.
- Prof Tutik : Tiga Ranah Besar Perkembangan Inovasi Teknologi di Ilmu Keperawatan
- 75 Stand UMKM Meriahkan Expo Dies Natalis UMK ke 44
- Naik Peringkat, UNS Raih Ranking ke-6 UI GreenMetric