Airlangga Hadiri Srawungan Sanak Mangkunegaran

Gelaran Srawungan Sanak Mangkunegaran kali ini lebih istimewa, karena dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang digelar di Kusuma Sahid Prince Hotel Solo, Jumat (16/7).


"Solo memiliki 'twin engine' dalam upaya pemajuan budaya. Hal ini terkait dengan eksistensi Kasunanan dan Mangkunegaran. Sejarahnya ada sebelum Indonesia," ujar Airlangga.

Menurut Airlangga, dua pusat kebudayaan Jawa tersebut memang perlu untuk terus dirawat, bahkan dimajukan. Untuk itulah, Airlangga meminta Wali Kota Surakarta Gibran Raka yang turut hadir untuk terus turut aktif melestarikan dua pusat kebudayaan tersebut.

"Pak wali nitip, kasunanan nitip juga, memang tidak sederhana. Tetapi kalau dirapikan tambah rapih. Solo dengan dua pusat kebudayaan," ujarnya. 

Airlangga juga menyatakan, pemerintah, baik pusat dan daerah juga telah sangat berupaya mendorong kemajuan pelestarian budaya di Solo.

"Kita dorong dalam Presidensi G20, kita punya banyak event, salah satu event yang didorong untuk menyelenggarakan di kota Solo yakni trade industry dan investment working group," ujarnya.

Dalam acara srawungan sanak mangkunegaran tersebut, Pengageng Kawedanan Satriyo Mangkunegaran KRMT Lilik Piarso Tirtodiningrat mengapresiasi seluruh pihak yang merawat kebudayaan, terutama dalam konteks Keraton Mangkunegaran.

"Saya sangat bangga (Airlangga) nguri-uri budaya, beliau tadi ke Yaqowiyyu Jatinom. Karena memang trah ki Ageng Gribig," ujar Lilik.

Kesempatan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming juga menyampaikan program kegiatan pemkot Surakarta untuk mendukung kemajuan dan pelestarian budaya, khususnya ‘twin engine’ yang disebut Airlangga.

“Mangkunegaran sudah berbenah banyak, menjadi ruang budaya dan pariwisata. Bahkan saat ini Gusti Bhre tengah ke Thailand untuk misi kesenian,” tandas Gibran.

Sementara itu Antropolog Universitas Negeri Malang Dr. Latif Bustami mengungkapkan bahwa Airlangga yang memiliki trah dari Mangkunegara VI tentu mengemban amanah untuk terus memajukan kebudayaan.

"Di era peradaban yang kian maju, trah ini tidak hanya memiliki peran penting menjaga dan melestarikan,dan memajukan adat dan budaya bangsa, tetapi juga harus mampu membawanya menjadi ruh karakter jati diri bangsa,” tandasnya.