Kenang Perlawanan Warga Batang, Ratusan Orang Ikut Napak Tilas VII Perjuangan Rakyat Tulis

Ratusan peserta Napak Tilas VII Perjuangan Rakyat Tulis. Ist
Ratusan peserta Napak Tilas VII Perjuangan Rakyat Tulis. Ist

Perjuangan rakyat Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, diperingati melalui kegiatan Napak Tilas VII Perjuangan Rakyat Tulis. Sebanyak 225 masyarakat Batang dan sekitarnya dari berbagai profesi mengikuti kegiatan itu.


Kegiatan itu diinisiasi Dewan Harian Cabang Badang Penerus Kejuangan ’45 (DHC BPK ’45) Kabupaten Batang dan RACIKA PALM Batang. 

Ratusan peserta itu menelusuri sejumlah titik sejarah di Batang, salah satunya Monumen Perjuangan Rakyat Tulis dan Tugu Juang di Makam Simbang Desa. Dalam sejarahnya, monumen tersebut didirikan untuk mengenang perjuangan pada pertempuran melawan penjajah di Jembatan Sasak desa Simbang Desa di Sungai Kaliboyo.

"Dulu Tulis sempat dikepung dari laut dan dari Barat oleh Belanda, tapi rakyat Tulis ternyata melakukan perlawanan. Hal itu saat perang mempertahankan kemerdekaan. Hingga akhirnya dibuatlah tugu juang untuk mengenang peristiwa itu," kata Ketua DHC BPK ’45, Soetadi, Senin (3/6).

Napak Tilas VII ini digelar juga untuk memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni. 

"Jumlah peserta 225 orang yang berasal dari Jakarta, Bogor, Kerawang, Brebes, Banjarnegara, Magelang, Pekalongan, Demak, Jepara termasuk dari Batang," tambah Soetadi.

Kegiatan ini dimulai pada 1 Juni dan berakhir pada 2 Juni, dengan rute dari Pendopo Kecamatan Tulis menuju Monumen Alutsista dan kembali ke Pendopo Kabupaten Batang. Dalam perjalanan ini, peserta dapat merasakan suasana perjuangan para pahlawan dengan mengunjungi berbagai monumen bersejarah yang ada di Batang.

"Peserta termuda berusia 6,5 tahun dan tertua berusia 82 tahun. Ini menunjukkan antusiasme lintas generasi untuk menghayati perjuangan para pahlawan kita," tambah Soetadi.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat menumbuhkembangkan jiwa semangat dan nilai-nilai kejuangan ’45 bagi generasi sekarang. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat persatuan lintas generasi.

Selain memperingati sejarah dan mendukung pelestarian lingkungan, Napak Tilas VII ini juga bertujuan untuk mengenalkan potensi wisata Kabupaten Batang. Dengan rute perjalanan yang mencakup berbagai lokasi bersejarah dan wisata, diharapkan masyarakat luas dapat lebih mengenal dan mencintai Kabupaten Batang.

"Ini adalah warisan berharga yang harus kita jaga dan teruskan. Semangat kejuangan '45 harus tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi kita semua," tutup Soetadi.