Jelang Pemberangkatan Calhaj, Bupati Batang Beri Wejangan Khusus

Jelang Pemberangkatan Calhaj, Bupati Batang Beri Wejangan Khusus. Dinkominfo Batang
Jelang Pemberangkatan Calhaj, Bupati Batang Beri Wejangan Khusus. Dinkominfo Batang

Batang - Para calon jemaah haji (Calhaj) mendapatkan pesan khusus dari Bupati Batang, M Faiz Kurniawan, menjelang keberangkatannya ke Tanah Suci, Mei mendatang.

Sebanyak 727 jemaah yang telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BIPIH) kini tinggal menyiapkan diri dan mental, karena perbedaan iklim dan budaya di Tanah Suci.

Bupati Batang pun mengingatkan agar para jemaah selalu membawa perlengkapan yang dibutuhkan saja, mengingat kondisi iklim yang berbeda dengan Tanah Air.

“Jaga selalu kondisi fisik, karena haji adalah ibadah fisik. Jadi yang punya obat-obatan jangan lupa dibawa,” katanya, saat ditemui di Pendapa Kabupaten Batang, Jumat (25/04).

Orang nomor satu di Batang itu sempat membagikan pengalamannya selama menjalani ibadah haji di Tanah Suci. Faiz membeberkan, hampir seluruh persiapannya sama.

“Yang pasti tidak perlu membawa terlalu banyak barang karena di sana sudah disediakan. Yang harus diadaptasi adalah budaya dan cuaca. Tapi untuk makanan, rasanya sama seperti di Indonesia karena sudah disiapkan oleh pemerintah,” jelasnya.

Sebagai Tim Penyelenggaraan Haji Daerah (TPHD), Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Batang Darsono memastikan Pemda telah menyiapkan segala instrumen pelengkapnya bagi para calon jemaah haji. Secara resmi jemaah telah dilakukan pelepasan oleh Bupati dan TPHD akan mendampingi hingga tiba penjemputan.

“Mulai tanggal 6 Mei akan kami fasilitasi untuk memberangkatkan kloter 24, 25 dan 26 menuju Asrama Haji Donohudan Boyolali,” terangnya.

Menariknya, dari 727 jemaah yang akan diberangkatkan, ada jemaah tertua Mochammad Dolar (88 tahun) dari Proyonanggan dan termuda Andika Dwi Pratama (19 tahun) dari Banyuputih. Keduanya menjadi teladan bahwa usia tak menjadi pembatas ketika Allah telah berkehendak.

Jemaah termuda, Andika Dwi Pratama mengaku keberangkatannya ke Tanah Suci karena menggantikan almarhum ayahnya yang seharusnya berangkat di tahun 2020.

“Seharusnya saya dan ibu berangkat ke Tanah Suci, tapi karena usia saya belum cukup, akhirnya tertunda hingga 2025. Alhamdulillah, mendapat panggilan,” tuturnya.

Sebagai jemaah termuda, Andika tetap melakukan persiapan fisik dan mental serta tetap mengikuti manasik haji pada umumnya jemaah lain.

“Alhamdulillah selama manasik saya tidak mengalami kesulitan karena meski usia tergolong muda, tapi petugas KBIH memberikan pendampingan dan pemahaman ilmu agama dengan baik,” ujar dia.

Remaja yang saat ini masih menyandang gelar mahasiswa semester 2 Prodi Pendidikan Teknologi Informasi ini menyiapkan doa khusus bagi diri dan almarhum ayahnya.