Angka Kemiskinan Kota Magelang Terendah Ke-3 Se-Jateng

Pemberian bantuan pangan adalah salah satu upaya untuk mengurangi beban pengeluaran warga miskin.
Pemberian bantuan pangan adalah salah satu upaya untuk mengurangi beban pengeluaran warga miskin.

Wakil Walikota Magelang M Mansyur mengatakan, angka kemiskinan tahun 2023 menempatkan Kota Magelang di urutan ke-3 terendah se Jawa Tengah. Dilihat dari sisi jumlah penduduk miskin berkurang dari 8.650 menjadi 7.450 orang.


"Penurunan ini tentu patut disukuri dan akan menjadu pendorong untuk bisa turun lebih rendah lagi. Artinya, semangat untuk menyejahterakan masyarakat semakin ditingkatkan," katanya, Jumat (13/10).

Pada 2021, tingkat kemiskinan Kota Magelang 7,75 persen, tahun 2022 turun menjadi 70 persen. Pada 2023 turun cukup tinggi menjadi 6,11 persen. Hal itu didasarkan rilis dari Kepala BPS Kota Magelang kepada Walikota Magelang, Rabu (11/10).

Menurut Sekda Hamzah Kholifi, angka kemiskinan yang terus menurun tidak lepas dari berbagai upaya dan akan terus ditingkatkan melalui beberapa strategi daerah.

"Yang utama, ada komitmen pimpinan daerah berupa dukungan, dorongan ke seluruh jajaran serta para pihak terkait termasuk para mitra di masyarakat," ujar Hamzah.

Dia memaparkan, upaya menurunkan kemiskinan Pemkot Magelang secara konseptual mengacu pada 3 strategi. Pertama, mengurangu beban prngeluaran yang dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung ditempuh lewat program perlindungan sosial seperti pemberian bantuan kepada masyarakat miskin, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Strategi tak langsung yaitu, mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin dalam 3 dimensi. Melalui bantuan operasional sekolah, seragam sekolah, subsidi beasiswa kuliah, Gerakan Pugar Rumah Belajar (Gapura) dan Balai Belajar/Wifi gratis.

Dimensi kedua, kesehatan melalui home care, jaminan kesehatan, posyandu balita dan lansia, program jemput Sakit Antar Sehat, Jaminan Persalinan.

Dimensi ketiga, melalui bantuan rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penanganan kawasan kumuh, rusunawa, sistem penyediaan air minum (SPAM) Komunal dan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S), serta Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).

"Selain strategi mengurangi beban pengeluaran dilakukan strategi kedua. Yaitu, meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin. Dan syrategi ketiga, mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil," tuturnya.

Kepala Bappeda Kota Magelang Handini Rahayu menambahkan, upaya penanganam kemiskinan akan terus berlanjut, denfan tetap melakukan evaluasi atas pelaksanaan kinerja tahun sebelumnya.

"Pemkota Magelang akan mengupayakan agar di akhir RPJMD, penurunan kemiskinan akan melampaui angka-angka yang telah ditargetkan," kata Handini.