Salah satu penyair yang terlibat dalam antologi puisi ‘Mata Sajak’, luncuran Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jateng, Rinduwan, sepakat terhadap pendekatan berbeda yang dilakukan oleh Bawaslu Jateng.
- Nama Kaesang Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Ini Kata Gibran
- FX Rudy : Ketum PDIP Harus Trah Soekarno
- Survei Lingkar Indonesia: Salip Kaesang, Eko Suwarni Bacagub Jateng Favorit Ibu-ibu
Baca Juga
Menurutnya, melalui puisi, sosialisasi mengenai pengawasan Pemilu memberikan pandangan berbeda terhadap ranah politik.
Pemilu merupakan pesta demokrasi masyarakat. Artinya, ini juga menjadi bagian dari masyarakat untuk terus diawasi. Dengan cara ini, mungkin bisa menjangkau lebih luas lagi," kata Rinduwan beberapa saat lalu dalam peluncuran Antologi Puisi di RRI Semarang, Rabu (26/12).
Panwascam Kecamatan Pancur, Rembang ini menilai, puisi merupakan inspirasi atau langkah awal. Kata dia, puisi dapat masuk dan menyesuaikan diri dengan lapisan masyarakat terntentu sesuai latar belakang mereka. Hal ini, menurutnya, sangat dibutuhkan untuk menggugah rasa saling memiliki pemilu.
Paling tidak metodenya berbeda, seperti dalam opini yang pernah saya tulis bahwa politik butuh totalitas. Dan pemahaman ini perlu diubah sejak dini," ungkapnya.
Lebih jauh, Rinduwan optimis langkah ini dapat berhasil. Dia juga ingin agar cara seperti ini menginspirasi banyak pihak untuk melakukan hal serupa.
Seperti tertulis dalam karya saya berjudul ‘Di Sini Kami Mengawasi’, bahwa Melaluimu Kami boleh berbeda, namun semboyan tetap satu NKRI utuh sepanjang masa," pungkas dia.
Rinduwan adalah salah satu penyair yang karyanya masuk dalam antologi puisi itu. Dalam antologi tersebut, terdapat sedikitnya 102 penyair dengan total karya 133 puisi.
- Gelar Rapat Evaluasi Pemilu 2024 KPU Demak Ucapkan Terimakasih Pada Stakeholder
- Pemkot Semarang Geser Anggaran Hingga Rp 500 Miliar, Dewan Minta Kejelasannya
- Budi Prasetyo Kembali Jabat Ketua DPRD Kota Solo