- Sempat Diburon, Komplotan Penipu Berhasil Ditangkap Polres Boyolali
- Kantar Indonesia Bantah Ada Kaitan dengan Aplikasi yang Beredar
- Mudahkan Akses Pelayanan Publik, Pemkab Tegal Luncurkan Layanan Kependudukan
Baca Juga
Scam atau penipuan dengan skema ponzi pada aplikasi Kantar telah memakan korban ratusan warga di kabupaten Wonogiri. Tidak hanya ratusan ribu, bahkan keruagian mereka ada yang mencapai puluhan juta rupiah.
Diketahui, aplikasi Kantar yang beralamat di idkantar.com mulai dikenal dan ramai digunakan warga Wonogiri pada November 2024.
Kantar sendiri sempat membuka kantor di Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, pada Desember 2024 lalu. Kantar juga sempat membuka kantor di Kecamatan Jatisrono pada Januari 2025.
Awalnya, Kantar menyebut sebagai perusahaan riset data pasar. Baru kemudian diketahui bahwa diduga hanya dipakai sebagai kedok belaka. Karena, nyatanya aplikasi Kantar melakukan operasi money game dengan skema ponzi.
Seorang korban (50) dari Eromoko, yang tak mau disebut namanya menerangkan bahwa untuk menjadi member pada aplikasi ini, perlu sejumlah uang untuk berinvestasi. Variasi besaran uang investasi tergantung kelas yang akan diikutinya.
Kelas paling rendah mengenakan biaya senilai Rp360.000. Sementara aplikasi ini menyediakan kategori kelas I hingga kelas IX. Makin tinggi kelas makin tinggi nilai investasinya.
Aplikasi ini mendudukkan member sebagai responden tentu saja mempunya tugas mengisi kuisoner yang disediakan aplikasi.
Aplikasi ini mempunyai cara kerja dengan menjadikan member sebagai responden yang akan mendapatkan tugas mengisi kuesioner. Jumlah pertanyaan pada kuesioner itu sekitar enam sampai 10 butir. Kuesioner itu berisi pertanyaan sederhana tentang perusahaan yang sudah terkenal. Misal; ‘apakah anda mengenal perusahaan A?’ Member akan mendapatkan upah setelah menjawab pertanyaan. Upah yang didapatkan bergantung kelas yang diikuti. Member kelas I mendapatkan upah Rp12.000 setiap selesai menjawab kuesioner. Semakin tinggi kelas, semakin besar pula upah yang didapatkan.
Member juga akan mendapatkan fee atau honor ketika berhasil mengajak orang lain menjadi member baru. Honor yang diterima pun bervariasi.
Banyaknya member dapat dilihat dari jumlah anggota grup WhatsApp member aplikasi itu. Setidaknya ada empat grup yang menunjukkan jumlah ratusan warga termasuk dalam member aplikasi Kantar ini.
Member mulai nerasakan adanya penipuan saat aplikasi Kantar di idkantar.com tidak lagi dapat diakses sejak Selasa (25/02). Member tidak bisa lagi melakukan tugas dan tidak dapat menarik uang dari aplikasi.
Menurut seorang member, yang masuk di kelas III (K3), dengan investasi Rp.3,9 juta, akan mendapatkan Rp 135 ribu setiap kali berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan aplikasi.
“Akan tetapi hanya dapat diambil sepekan sekali. jadi tidak bisa diambil sewaktu-waktu. Penarikan uang pun dibatasi, tidak bisa menarik sekaligus seluruh uang hasil dari mengerjakan tugas,” jelasnya, Rabu (05/03).
Meski, jika dihitung sejak keanggotaannya, maka sebenarnya sudah balik modal. Akan tetapi hasil dari pengerjaan tugas tidak dapat ditarik seluruhnya, karena ia berikan kepada oranglain sebagai modal untuk bergabung ke aplikasi kantar ini. “Ada beberapa yang saya modali,” tambahnya.
“Sebenarnya, kalau dihitung-hitung sejak November, modal yang saya setor ke aplikasi sudah balik, bahkan mungkin untung. Tetapi saya tidak menarik semua uang hasilnya itu. Uang dari mengerjakan tugas itu saya kasihkan ke orang lain sebagai modal untuk ikut gabung ke aplikasi Kantar itu. Ada beberapa yang saya modali,” jelasnya.
Warga yang juga berprofesi sebagai petani ini bahkan menyebut bahwa teman yang diajak bergabung meliputi beberapa wilayah Indonesia, seperti Kalimantan, Aceh dan Jakarta. Disampaikannya bahwa di kota tersebut juga sedang ramai dengan aplikasi serupa. “Makanya saya akhirnya memutuskan gabung,” ujar mereka.
Selain aplikasinya yang tidak lagi bisa diakses, kantor yang sebelumnya ada di kecamatan Eromoko dan Jatisroni juga tutup.
Seorang korban lain, Sulardi, seorang warga Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, menyatakan dia bergabung karena dimodali temannya senilai Rp360.000 untuk menjadi member kelas I.
“Aplikasi Kantar ini sering mengubah nama domain,” ujar Sulardi.
“Dua pekan sebelum aplikasinya tutuo saya bergabung. Jadi saya belum dapat apa-apa. Beberapa teman sudah banyak yang gabung, karena penawaran keuntungan yang menggiurkan dari aplikasi ini,” ujar dia.
Meski tak mengetahui pasti, Sulardi meyakini ada ratusan orang di Wonogiri yang bergabung di aplikasi itu. Bahkan, di Kecamatan Jatisrono ada guru yang telah rugi puluhan juta rupiah.
“Guru itu anggota di kelas enam dengan setor awal sekitar Rp30 juta. Kemudian dia memodali murid-muridnya agar bisa bergabung, karena selain hasil keanggotaannya, ia juga akan mendapatkan tambahan dari hasil memasuskkan anggota lain dari aplikasinya,” ungkap Sulardi.
Menaggapi kejadian ini, Rahmad Imam Santoso, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Wonogiri mengatakan pernah meninjau kantor Kantar di Kecamatan Eromoko untuk memastikan keabsahan usaha tersebut. Namun, ternyata usaha yang dijalankan Kantar tidak tercantum dalam nomenklatur usaha yang terdaftar. Kantar di Eromoko juga tidak memiliki akta notaris.
Imam menambahkan bahwa Kantar juga tidak memiliki struktur organisasi perusahaan yang jelas. Bahkan diketahui, karyawan diminta untuk membayar sejumlah uang agar menjadi responden dan mendapatkan bayaran dari aplikasi.
“Pemkab Wonogiri tidak punya kewenangan untuk menutup. Makanya kami menyarankan para korban melapor ke aparat penegak hukum (APH) yang berwenang menangani perihal ini. Karena mungkin ini masuk kategori cyber crime,” ucap dia.
Sementara itu, Iptu Agung Sadewo, Kasatreskrim Polres Wonogiri, menyampaikan bahwa sejauh ini belum ada laporan dari warga yang menjadi korban penipuan aplikasi Kantar. Polres Wonogiri masih memantau perkembangan dari fenomena tersebut.
“Prinsipnya, kami membuka seluas-luasnya bagi warga yang menjadi korban untuk melapor ke Polres. Kami belum bisa menyimpulkan apakah ini masuk cyber crime atau tidak. Kami perlu melakukan penelusuran ,” katanya.
- GOW Wonogiri, Potret Kartini Masa Kini
- Eks Taman Wisata Selomoyo Bakal Disulap Jadi SR Wonogiri
- Pembentukan Koperasi Merah Putih Wonogiri, Bukan Bertahap Tapi Serentak