Kantar Indonesia Bantah Ada Kaitan dengan Aplikasi yang Beredar

Soal Dugaan Scam Berskema Ponzi yang Rugikan Warga Wonogiri
Istimewa
Istimewa

Kantar Global termasuk Kantar Indonesia menegaskan, tidak memiliki keterkaitan apapun dengan aplikasi yang menggunakan nama dan logo Kantar yang beredar belakang ini. Pernyataan ini ditegaskan Destriana Sitompul, perwakilan Kantar Indonesia melalui email yang diterima redaksi, Selasa (11/3).

“Dan perlu kami sampaikan juga bahwa kantor perwakilan kami di Indonesia hanya ada satu yang berlokasi di RDTX Place,” ujarnya.

“Kami sudah mengupload himbauan terkait penipuan di halaman Google Business page https://g.co/kgs/n9qbwu1 dan website resmi Kantar pada halaman berikut ini https://www.kantar.com/locations/indonesia#_=,” tambah Destriana dalam pernyataannya.

Dalam penelusuran RMOLJateng, pada website https://www.kantar.com/locations/indonesia#_=, pihak Kantar memang telah mengeluarkan himbauan untuk mewaspadai penipuan, seperti tawaran pekerjaan palsu, permintaan pembayaran di muka untuk mulai bekerja, kantor cabang dan undangan ke acara yang menggunakan nama Kantar.

Dalam lama itu, Kantar menegaskan, tidak pernah meminta pembayaran atau deposit dari individu untuk alasan apapun. Kantar hanya mengeluarkan insentif melalui metode pembayaran yang aman dan terverifikasi dan hanya setelah pengerjaan survey selesai.

“Untuk informasi resmi tentang Kantar, silakan kunjungi www.kantar.com Jika Anda telah menjadi korban penipuan yang menggunakan nama Kantar, kami sarankan Anda untuk menghubungi otoritas penegak hukum setempat atau bank Anda untuk bantuan mengenai dana yang hilang, keamanan akun, atau perlindungan data pribadi,” begitu tulisnya dalam laman tersebut.

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga di kabupaten Wonogiri diduga menjadi korban dugaan penipuan atau scam dengan skema ponzi pada aplikasi Kantar yang beralamat di idkantar.com. Menurut informasi yang diperoleh, aplikasi ini mulai dikenal dan ramai digunakan warga Wonogiri pada November 2024.

Dilansir dari sejumlah sumber, sejumlah warga mengaku berinvestasi pada aplikasi ini dengan besaran yang terbeda tergantng pada kelas yang diikutinya. Kelas paling rendah mengenakan biaya senilai Rp360.000. Sementara aplikasi ini menyediakan kategori kelas I hingga kelas IX. Makin tinggi kelas makin tinggi nilai investasinya.

Semakin tinggi kelas, semakin besar pula upah yang didapatkan. Member juga akan mendapatkan fee atau honor ketika berhasil mengajak orang lain menjadi member baru. Honor yang diterima pun bervariasi.

Namun seiring waktu berjalan, aplikasi ini tidak lagi dapat diakses sejak Selasa (25/2). Member tidak bisa lagi melakukan tugas dan tidak dapat menarik uang dari aplikasi. Selain aplikasinya yang tidak lagi bisa diakses, kantor yang sebelumnya ada di kecamatan Eromoko dan Jatisroni juga tutup.

Hal ini pulalah yang menuai keresahan warga Wonogiri, mengingat ada beberapa member yang mengaku sudah menginvestasikan dananya hingga jutaan rupiah.