Babinsa Di Salatiga Jemput Bola Lansia Berkebutuhan Khusus Dengan Fasilitas Pribadi Untuk Ikuti Vaksin

Keberhasilan pelaksanaan vaksinasi di tiap-tiap daerah tak lepas dari peran serta berbagai unsur baik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, swasta, serta masyarakat di lini terbawa.


Keberhasilan pelaksanaan vaksinasi di tiap-tiap daerah tak lepas dari peran serta berbagai unsur baik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, swasta, serta masyarakat di lini terbawa.

Seperti halnya di Salatiga. Peran Bintara Pembina Desa (Babinsa) Salatiga dan Babinkamtibmas 'all out' guna penuntasan vaksinasi kepada kelompok sasaran lanjut usia (lansia) yang hingga kini belum sepenuhnya dapat tertangani.

Seperti dikisahkan Babinsa Koramil 16 Tingkir Kodim 0714 Salatiga, Sertu Fidelius Sudi.

"Jika bisa dipermudah mengapa dipersulit. Itulah pepatah gampang-gampang susah yang saya jadikan pedoman," ujarnya.

Enggan menunggu pihak-pihak lain yang semestinya harus turun tangan, ia pun 'jemput bola' melakukan layanan antar jemput lansia dengan fasilitas milik pribadinya.

Adalah Mba Surip. Nenek renta dengan usia 88 tahun itu sejak lama berkebutuhan khusus yakni alami kebutaan. Tinggal di rumah yang sangat sederhana beralaskan tanah masih milik aset TNI Angkatan Darat (AD), Mbah Surip kesehariannya hidup dengan bergantung dari uluran tangan orang lain.

Bahkan tak jarang, bantuan sosial yang ia dapat dicuri tanpa diketahuinya mengingat keterbatasan fisiknya tak mampu lagi melihat.

Begitu juga dengan program penuntasan Vaksinasi dari pemerintah. Jika bukan orang lain yang harus 'ngoyak-oyak' (dikejar-kejar) dirinya, Mbah Surip tak akan pernah menerima layanan kesehatan Covid-19 tersebut.

"Dari pihak RT dan RW setempat, Mbah Surip sudah di daftarkan untuk Vaksin. Berhubung jauh dari lokasi dimana pelaksanaan vaksinasi sempat ada kendala transportasi mengingat kondisinya tidak memungkinkan melakukan seorang diri," ungkap Sertu Fidelius Sudi kepada wartawan, Selasa (8/6).

Dengan sigap enggan 'bertele-tele', serta merasa empati dengan kondisi Mbah Surip yang tinggal seorang diri Sertu Fidelius bersama rekannya, ia berinisiatif menjemput Mbah Surip.

"Saya jemput yang bersangkutan di rumahnya dan antar ke tempat atau lokasi vaksinasi. Kasihan dengan kondisi mbah Surip yang matanya buta, jadi saya urus, saya dampingi mulai meja awal hingga akhir dan kembali ke rumah," paparnya.

Bahkan, karena kepedulian seperti orang tua sendiri diakui Sertu Fidelius jika kartu vaksin milik Mbah Surip sampai saat ini masih ia bawa.

"Rencananya tanggal 30 Juni vaksin ke-2," tandasnya.

Kepada wartawan, dengan tertatih-tatih serta sedikit emosional terharu Mbah Surip mengucapkan syukur masih ada pihak-pihak yang peduli terhadap dirinya.

Tak banyak bicara, dengan kesederhanaannya Mbah Surip hanya berharap ia diberikan umur panjang dan kesehatan lahir batin.