Sempat mendapatkan kritikan pedas dari Fraksi PDIP bangunan diduga tidak sesuai spek, Wali Kota Salatiga Yuliyanto justru telah menyiapkan anggaran kurang lebih Rp 3 miliaran untuk menambah kebutuhan IPAL.
- Gerindra Usung Aldi-Reza di Pilwakot Salatiga
- Gerindra Salatiga 'Warning' Bacalon Kembalikan Formulir Pendaftaran Meski Kondisi Kosong
- Izin dari Kesatuan, Kolonel Haryono Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Wali Kota ke Gerindra
Baca Juga
"Saat ini, kita bersiap menggelar lelang proyek IPAL sebagai upaya kita menyempurnakan Pasar Rejosari," kata Wali Kota Salatiga Yuliyanto usai meresmikan Pasar Rejosari, Rabu (23/3).
Seakan berbanding terbalik dengan kritik pedas dilontarkan Fraksi PDIP Salatiga bahwa bangunan Pasar Rejosari sangat buruk, Walik Kota justru menilai bangunan baru (Pasar Rejosari) yang lebih bersih, kokoh, modern dan lebih bagus serta beroperasi kembali.
"Setelah vakum hampir 13 tahun lalu, pasar ini diharapkan bisa menjadi sentra perekonomian baru di Salatiga karena membangkitkan para pedagang untuk berjualan kembali dan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Salatiga. Bangunan kokoh serta modern," ujarnya.
Disebutkannya, Pasar Rejosari akan menopang perekonomian pedagangnya dan menjadi rujukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan. Setelah diresmikan, kios-kios yang ada bisa disewakan kepada pedagang untuk mengeliatkan dan pemulihan ekonomi di Kota Salatiga.
Menurutnya, keberadaan Pasar Rejosari atau yang dikenal dengan Pasar Sapi yang sempat mengalami musibah kebakaran di tahun 2008 dengan 350 pedagangnya yang pada saat itu kehilangan tempat mata pencaharian serta rela direlokasi ke Pasar sementara dan ke Pasar Andong, kini diharapkan dapat lebih nyaman.
Pemerintah Kota Salatiga pun, lanjut dia, juga telah mengupayakan berbagai langkah untuk membangun kembali Pasar Rejosari ini.
"Pada tahun 2012, telah disepakati pembangunan, dan alhamdulliah rampung di tahun 2021. Pasar Rejosari kali ini akan ditempati oleh 120 pedagang yang telah terdaftar," imbuhnya Yuliyanto.
Sementara, Anggota Komisi B DPRD Kota Salatiga Dra. Novia Pratiningsih menyebut tidak masalah Pasar Rejosari diresmikan ditengah bangunan yang dinilai kualitas pembangunan buruk.
"Tidak apa, yang penting masa pemeliharaan pihak kontraktor harus bertanggungjawab. Kami sebagai kontrol sosial ikut bertanggungjawab ketika dana meliaran dengan bangunan seperti itu saja. Yang pasti, bangunan Pasar di Magelang lebih bagus. Kan Pasar Rejosari meniru Pasar Magelang," tutur Novi yang juga Anggota Fraksi PDIP Salatiga.
Novi mengungkapkan sejumlah titik yang membuat penilaian Komisi B DPRD Salatiga sangat buruk. Terutama di lantai II dengan kondisi lantai yang retak. Selain itu, secara kasat mata kabel jaringan listrik dibiarkan terbuka tanpa pengamanan hal ini sangat membahayakan.
"Kualitas Pasar Rejosari kami nilai buruk, khususnya untuk yang lantai 2 kawasan food court itu lantainya masih retak-retak. Kami akan awasi selama masa pemeliharaan ini," pungkas Novi ditemui di Gedung DPRD Salatiga.
- Gerindra Usung Aldi-Reza di Pilwakot Salatiga
- Gerindra Salatiga 'Warning' Bacalon Kembalikan Formulir Pendaftaran Meski Kondisi Kosong
- Izin dari Kesatuan, Kolonel Haryono Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Wali Kota ke Gerindra