Banjir Kudus Meluas, 22.994 Warga Diungsikan Ke Barak Pengungsian

Kapolsek Jati AKP Cipto Memantau Ratusan Warga Terdampak Banjir Yang Menempati Lokasi Pengungsian Di TPQ Khuriyatul Fikri Desa Pasuruhan Lor Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLJateng
Kapolsek Jati AKP Cipto Memantau Ratusan Warga Terdampak Banjir Yang Menempati Lokasi Pengungsian Di TPQ Khuriyatul Fikri Desa Pasuruhan Lor Kudus. Arif Edy Purnomo/RMOLJateng

KUDUS - Banjir akibat cuaca ekstrim yang terjadi di Kabupaten Kudus selama lima hari, mengakibatkan pemukiman warga dan area persawahan tergenang. Hingga Jumat (15/03), wilayah yang terdampak banjir di Kota Kretek semakin meluas.

Banjir di Kudus sejak Senin hingga Jumat ini merendam 5 kecamatan yakni di Kecamatan Jati, Kaliwungu, Mejobo Jekulo dan Kecamatan Undaan.

Dari data yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, sebanyak 6.884 kepala keluarga dengan 22.994 jiwa harus diungsikan ke sejumlah titik lokasi pengungsian.

Wilayah Kecamatan Mejobo yang terdampak banjir, yakni di Desa Kesambi, Mejobo, Tenggeles, Kirig, Temulus, Jojo, dan Payaman. Di sejumlah desa ketinggian air banjir mencapai 50 sentimeter.

Selanjutnya di Kecamatan Kaliwungu meliputi Desa Setrokalangan dan Desa Banget. Kondisi akses jalan di desa tersebut hingga kini sudah tidak bisa dilewati karena banjir semakin tinggi.

Kemudian di Kecamatan Jati yakni Desa Jati Wetan, Jetis Kapuan, Tanjungkarang, dan Pasuruhan Lor. Selanjutnya di Kecamatan Jekulo, menimpa Desa Pladen, Bulungcangkring dan Desa Bulung Kulon. Selanjutnya di Kecamatan Undaan, sebanyak 400 KK dengan 950 jiwa terdampak banjir di Desa Karangrowo dengan ketinggian banjir 30 sentimeter.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kudus, Ahmad Munaji menjelaskan, sebanyak 6.884 kepala keluarga dengan 22.994 jiwa harus diungsikan ke pengungsian di sejumlah lokasi.  

“Selain warga, BPBD Kudus mencatat ada seluas 1.642 hektar persawahan diperkirakan ikut terdampak limpasan air sungai yang meluap,” ujar Munaji, Jumat (15/03).

Pihak BPBD Kudus juga melaporkan sebanyak 4 korban jiwa meninggal akibat banjir. Yakni 1 orang warga Desa Temulus, 3 orang santri Pondok Pesantren Assa’idiyah Kudus yang berasal dari Kabupaten Jepara dan Pati.

“Tim dari BPBD Kudus melakukan monitoring serta berkoodinasi dengan TNI-Polri, dan pihak-pihak lainnya mengenai perkembangan bencana alam yang ada di Kudus hingga saat ini,” imbuh Munaji.

Di tempat terpisah, kondisi talut sepanjang 100 meter di Kali Gelis Kudus juga longsor dihantam derasnya air sungai. Talut longsor terjadi di aliran Kali Gelis turut RT 1 RW 3 Desa Demangan, Kecamatan Kota, Kudus.

Kapolsek Kota Kudus, Iptu Subkhan menjelaskan, talut sungai longsor diperkirakan karena abrasi air. Tanah pada pondasi sungai mulai hilang, karena tergerus air hingga membuat longsor ke bawah.

Pihaknya pun telah menginstruksikan kepada Bhabinkamtibmas bersama pemerintah desa setempat untuk segera menindaklanjuti talut yang longsor.

Terlebih sepanjang jalur talut tersebut, ada jaringan listrik untuk lampu penerangan jalan yang berbahaya ketika mengelupas.

“Kita sudah koordinasikan untuk segera membenahi ini (talut longsor), karena khawatir air sungai naik dan langsung menyentuh jaringan listriknya,” terangnya.

Kapolsek Kota pun menghimbau, kepada masyarakat yang bertempat tinggal di pinggir sungai untuk meningkatkan kewaspadaannya. Mengingat kondisi masih hujan seperti saat ini.