Borneo Bakal Jadi Kejayaan Masa Depan Indonesia

Pendiri Tim Visi Indonesia 2033 Andrinof Chaniago
Pendiri Tim Visi Indonesia 2033 Andrinof Chaniago

Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago mengatakan, rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan akan menjadi kejayaan masa depan Indonesia.


Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago menilai, sejumlah tokoh yang mendengungkan penolakan  Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan tidak berdasar. 

“Padahal tidak sulit bagi mereka mendapatkan data dan dokumen tentang IKN. Buktinya, banyak tokoh yang mendapatkan data-data dan dokumen eksklusif tentang rencana besar pemindahan ibu kota ke luar Jawa tersebut,” katanya dalam siaran rilisnya, Sabtu (12/2).

Pendiri Tim Visi Indonesia 2033 tersebut juga mengkritik sejumlah tokoh atau ilmuan yang berlasan belum mendapatkan naskah akademik sehingga menyalahkan berbagai aspek dalam perencanaan IKN tersebut. Alhasil, beropini yang tak dilandasi dengan data yang cukup dan kesimpulan keliru.

"Saya katakan manja (ilmuan) itu, karena mereka ingin data-data penting harus sampai ke tangannya. Berlindung pada kata “Mana naskah akademiknya?”; “Apakah sudah dipikirkan masalah ini dan itu?”. Kan rancau. Saya tekankan tidak sulit, tak sesulit mendapatkan data dan dokumen di masa Orde Baru," jelasnya.

Andrinof mengatakan, mereka yang menolak pemindahan IKN ke Borneo sebutan nama lain Kalimantan karena tak kenal lebih dekat dengan pulau yang memiliki luas 743.330 km² itu. 

Padahal menurutnya, Kalimantan sangat layak menjadi ibu kota baru dengan segudang potensi yang dimiliknya.

"Sudah jelas lokasinya yang sangat strategis di tengah Indonesia dan di tengah Asia Pasifik. Ekonomi Kalimantan bisa berpindah dari ekonomi yang mengeksploitasi sumber daya alam ke ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ekonomi pariwisata," tukas dia. 

Sektor pariwisata, lanjut dia, daerah itu beralih dari ekonomi tambang ke ekonomi pariwisata. Kota-kota yang dilalui sungai-sungai besar di Kalimantan bisa seperti Shanghai, Bangkok, Melbourne, atau kota-kota waterfront city di Eropa. 

“Itu adalah ekonomi yang sehat dan sekaligus penghasil devisa. Ekonomi beralih dari merusak alam menjadi merawat alam, karena pariwisata menimbulkan kesadaran akan lingkungan," tukasnya.