BP3TKI Ajak Muhammadiyah Penuhi Kuota TKI Di Jepang Dan Korea

Kesempatan kerja di Jepang dan Korea Selatan masih sangat besar, khususnya di bidang keperawatan dan penangkapan.


Hal itu terungkap di acara Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Acara itu diselenggarakan BP3TKI yang difasilitasi Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang.

"Untuk korea selatan masih butuh banyak tenaga untuk fishing, kebutuhan 3.000 tenaga kerja tidak tercapai," jelas Kasi kelembagaan dan pemasyarakatan program BP3TKI Jawa Tengah, Westi Yudho, kemarin.

Ia mengatakan hal itu berbanding terbalik dengan peminat tenaga kerja manufaktur di Korea Selatan yang membludak.

Sedangkan untuk negara Jepang masih membutuhkan tenaga nurse dan perawat untuk warga usia lanjut.

"Masalah sama, kebutuhan dengan peminat masih jauh, padahal dari segi gaji, dua profesi itu termasuk besar," katanya.

Yudho, sapaan akrabnya, mengatakan kendala utamanya adalah masalah bahasa.

Syarat utama kedua profesi itu memang para pekerja migran harus lancar berbahasa lokal.

Ia berharap ada kader Muhammadiyah yang tertarik bekerja di luar negeri dengan cara legal.

"Di sini kami menjelaskan bahwa jadi TKI itu tidak hanya pembantu rumah tangga tapi juga tenaga profesional," jelasnya.

Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang, AM Jumai berterima kasih dengan adanya kegiatan terasebut.

Sosialisasi itu bisa memberi pembelajaran bagi anak muda Muhammadiyah terkait dunia kerja di negara tetangga.

"Untuk kerja di luar negeri harus dipersiapkan segala sesuatunya dengan matang agar tidak tertipu," ujarnya.

Jumai pun berharap sosialisasi tersebut bisa membuka mata para alumni sekolah Muhammadiyah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah untuk berkarier di luar negeri