Buntut Penolakan Perusahaan Tambang Di Kajar Gunem, 106  Warga Jurangjero Diperiksa Aparat Polres Rembang

Kondisi Kantor PT KRI Yang Berantakan Usai Demo Warga Pada Rabu (13/11) Malam. Yon Daryono/RMOLJawaTengah
Kondisi Kantor PT KRI Yang Berantakan Usai Demo Warga Pada Rabu (13/11) Malam. Yon Daryono/RMOLJawaTengah

Rembang - Aksi demo menolak perusahaan tambang batu kapur PT Kapur Rembang Indonesia (KRI) yang berlokasi di Dukuh Wuni, Desa Kajar, Kecamatan Gunem, Rembang, oleh warga Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, berbuntut panjang.

Karena dari dua belah pihak ada yang mengalami luka dalam aksi demo, saat ini aparat Polres Rembang melakukan penyelidikan. Kemudian pada Kamis (14/11) sore hingga malam sebanyak 106 warga Desa Jurangjero diperiksa secara maraton oleh Polres Rembang.

Dari jumlah di atas, 83 orang diperbolehkan pulang Kamis tadi malam. Sedangkan 23 lainnya hingga Jumat pagi (15/11) masih di Mapolres Rembang untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara itu data yang diperoleh RMOLJateng menyebutkan, dari aksi demo tersebut setidaknya ada 6 (enam) orang mengalami luka. Mereka terdiri dari 4 (empat) orang karyawan PT KRI dan 2 (dua) orang warga Jurangjero.

Sebagian Warga Jurangjero Yang Masih Diamankan Di Mapolres Rembang Untuk Pemeriksaan Lebih Lanjut. Yon Daryono/RMOLJawaTengah

Menurut informasi, dari enam yang mengalami luka akibat tusukan, hingga Jumat pagi masih ada satu yang harus menjalani opname di RS Jatirogo, Tuban. Yakni Chen Guo Bin (58).

Selain Chen GB, tiga karyawan PT KRI yang mengalami luka adalah Yuang Tian Giang (52), yang mengalami luka di tangan kiri, Lu Ke Wei (65) yang menderita luka di tangan kiri dan kaki kanan. Kemudian Xu Hai Jun (45) yang mengalami luka tangan kanan. 

Sedang 2 (dua) korban dari kubu warga Dukuh Kembang, Desa Jurangjero adalah Kamis dan Nova. keduanya sempat di larikan ke Rumah Sakit Pembinaan Umat (RS PKU) Jepon, Blora. Namun, setelah mendapat pengobatan keduanya langsung diperbolehkan pulang.

Kamis dan Nova terkena tusukan gunting pada aksi demo pertama sekitar pukul 21.00 WIB. Sedangkan empat karyawan PT KRi mengalami luka ketika terjadi bentrok pada aksi demo kedua di lokasi pabrik sekitar pukul 21.30 WIB.

Kepala Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, Blora, Suwoto (52) kepada RMOLJateng saat menjenguk warganya di Mapolres Rembang, Jumat pagi (15/11) mengatakan, protes warga terhadap pabrik karena adanya bau menyengat seperti belerang dan asap pembakaran batu kapur.

"Karena keberadaan pabrik tambang itu memunculkan masalah, warga menuntut pabrik ditutup. Jika hanya menambang silahkan. Warga ingin udara kembali bersih dan nyaman. Pabrik juga nyaman," tandas Suwoto.

Suwoto membenarkan bahwa sebenarnya PT KRI belum mendapat ijin penuh dari DLH Pusat. Indikasinya beberapa waktu lalu Pabrik telah di segel oleh LH Pusat. Namun tetap saja beroperasi.

"Katanya hanya uji coba. Tapi nyatanya sampai saat ini terus beroperasi," terang Suwoto.

Kapolres Rembang AKBP Suryadi saat di konfirmasi RMOLJateng via telepon Jumat pagi membenarkan  bahwa pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap 106 warga Jurangjero atas laporan manajer PT KRI.

"Saya masih rapat di Mapolda Jateng mas," ujar AKBP Suryadi.

Kades Jurangjero Suwoto. Yon Daryono/RMOLJawaTengah