Cacar Monyet Jadi Perhatian DKK Salatiga

Sosialiasi DKK Salatiga terkait penyakit Cacar Monyet.
Sosialiasi DKK Salatiga terkait penyakit Cacar Monyet.

Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga akan memberi perhatian pada kasus penyakit Cacar Monyet, termasuk kemungkinan penularan penyakit itu dari ekspatriat yang datang ke kota ini.


Hal ini diungkap Kepala DKK Salatiga dr Zubaidah MKes saat disinggung sosialisasi terkait waspada terhadap gejala awal Cacar Monyet melalui selebaran dan grup-grup media sosial warga Kota Salatiga, Rabu (31/8).

Disampaikan Zuraidah, penyakit Cacar Monyet sendiri ditandai dengan munculnya ruam pada kulit yang melepuh dan menjadi lenting.

"Umumnya, gejalanya akan sama seperti penyakit cacar. Namun, pada cacar monyet ini, terdapat pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak," kata Zuraidah.

Di Kota Salatiga sendiri hingga saat ini belum ditemukan kasus Cacar Monyet. Namun ia mengimbau agar masyarakat tidak perlu resah dan tetap tenang.

"Iya, memang benar sudah ada temuan kasus tersebut di Indonesia. Di Jawa Tengah, termasuk Kota Salatiga tidak ada kasus Cacar Monyet. Sampai saat ini di Kota Salatiga tidak ditemukan kasus," ungkapnya.

Ia pun meminta masyarakat tetap melakukan tindakan kewaspadaan dini /pengamatan dan waspada pada gejala-gejala cacar monyet tersebut yang terus dipantau di semua fasilitas kesehatan di Salatiga.

Ketika disebutkan apakah kalangan ekspatriat juga menjadi perhatian terlihat perlintasan Cacar Monyet ke dalam dan keluar Salatiga, tak ditampiknya 

"Semua akan menjadi fokus perhatian jika terdapat gejala-gejala Cacar Monyet," tandasnya.

Sebagai informasi, penyakit Cacar Monyet merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka. Virus langka ini muncul dari hewan atau bisa disebut dengan virus zoonosis.

Dalam kasus cacar monyet ini, virus ditularkan ke manusia lewat perantara monyet. Itulah mengapa penyakit ini dinamakan sebagai cacar monyet.

Penularan virus dari monyet ke manusia ini pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan.

Dan di Indonesia berdasarkan informasi Kemenkes RI, penyakit Cacar Monyet pertama kali ditemukan   seorang berusia 27 Tahun dengan riwayat perjalanan ke luar negeri.

Sama seperti cacar pada umumnya, cacar monyet juga dapat ditularkan antar manusia melalui kontak langsung dengan lenting yang terdapat pada kulit. Penyakit ini juga bisa menular melalui air liur yang dikeluarkan saat batuk atau bersin.