Puluhan peserta didik mengikuti kegiatan workshop Implementasi Sekolah Bebas Perundungan (Bullying) Program Sekolah Pusat Keunggulan yang digelar oleh SMK Negeri 1 Sayung Demak, Jumat (11/11).
- Ganjar Cairkan Insentif Pengajar Agama Menjelang Lebaran
- Sekda Rembang Fahrudin Ujian Doktor di UMS, Bupati dan Camat Jadi Suporter
- Klaster Sekolah, Wali Kota Salatiga Perintahkan PTM Dihentikan Sementara
Baca Juga
Sebanyak 80 an siswa dan siswi menyimak dan mengikuti dialog interaktif saat bimbingan teknis yang dibawakan oleh Fasilitator Nasional Roots Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi, Kusfitria Marstyasih.
Para siswa antusias mengikuti kegiatan karena menganggap bahwa program pencegahan perundungan di tingkat sekolah ini diharapkan akan membawa angin segar bagi kehidupan para siswa maupun personil lain di lingkungan sekolah.
Kusfitria yang juga Founder Komunitas Rumah Kita (Koruki), menyampaikan bahwa siswa juga penting menyuarakan kampanye antiperundungan. Menurutnya, pemahaman serta pengetahuan tentang perundungan penting disampaikan di sekolah, sebab hanya karena ketidaktahuan, kadang yang bersangkutan tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukan perilaku perundungan.
"Perundungan yang terus- menerus dilakukan dan tidak ada pengawasan dari orang-orang sekelilingnya, terutama di lingkungan sekolah dapat menjadi kebiasaan sehingga dapat mempengaruhi mental korban maupun pelakunya juga," ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Sayung, Santoso, mengatakan, siswa berhak mendapatkan pelayanan dan perlakuan yang terbaik. "Jangan sampai mereka mengalami perundungan, karena bisa menimbulkan trauma dan terbawa selamanya. Hal ini akan mempengaruhi perilaku dan mentalnya," tutur Santoso.
- Dinas Pendidikan Kota Semarang Instruksikan Sekolah Tidak Gelar Wisuda
- Prof Suharnomo Nahkoda Baru Universitas Diponegoro
- Jaga Kesehatan Mental Remaja, SMAN 1 Bandar Gelar Workshop Anti Bullying dan Parenting