Bupati Batang Wihaji khawatir megaproyek Kawasan Industri Terpadu (KIT) menjadi godaan baru bagi warga sekitar, khususnya peningkatan harga pasaran tanah.
- Warga Desa Terluar di Kabupaten Semarang Ini Bangun Sendiri Jalan Makadam Pengganti Jalur Poros Yang Ambrol
- Mulai 28 April, Arus Mudik Di Tol Akan Diberlakukan One Way
- Ingatkan PPKM Darurat, Kapolres Salatiga Borong Nasi Kucing
Baca Juga
Bupati Batang Wihaji khawatir megaproyek Kawasan Industri Terpadu (KIT) menjadi godaan baru bagi warga sekitar, khususnya peningkatan harga pasaran tanah.
Ia mengimbau agar warga sekitar KIT tidak tergoda menjual aset mereka.
"Bukan melarang, tapi potensi peluang bisnis dari adanya KIT sangat besar dan pasti akan ada turunan," katanya, Minggu (6/6).
Ia mencontohkan usaha turunan yang berpotensi antara lain warung makan, laundry, rumah kos hingga laundry.
Menurutnya, jika warga menjual tanahnya, justru hanya akan menjadi penonton karena potensi usaha yang muncul bersifat jangka panjang bahkan bisa turun temurun.
"Saya tidak ingin warga yang asli Batang malah terpinggirkan dan hanya jadi penonton," ujar Politisi Golkar itu.
Wihaji mengatakan hal serupa terjadi di kawasan industri lain. Warga di sana justru hanya jadi penonton.
"Saya mau bilang jangan sampai mati lumbung padi sendiri," jelasnya.
- Kapolres Sukoharjo Serahkan Penghargaan Pemenang Lomba Tiga Pilar dan Lomba Film Pendek
- Pj Wali Kota Salatiga Ingatkan Menjaga Integritas Melawan Pungli
- Kota Semarang Jadi Tuan Rumah Festival HAM 2021