Dikeluhkan Nelayan: Puluhan Bangkai Kapal Penuhi Muara Sungai Karanggeneng Rembang

Seperti Tampak Pada Gambar, Bangkai Puluhan Kapal Dan Perahu Memenuhi Muara Sungai Karanggeneng Sehingga Cukup Mengganggu Alur Pelayaran Perahu Nelayan Tradisional Yang Akan Melaut Atau Pun Pulang. Yon Daryono/RMOLJawaTengah
Seperti Tampak Pada Gambar, Bangkai Puluhan Kapal Dan Perahu Memenuhi Muara Sungai Karanggeneng Sehingga Cukup Mengganggu Alur Pelayaran Perahu Nelayan Tradisional Yang Akan Melaut Atau Pun Pulang. Yon Daryono/RMOLJawaTengah

Rembang - Keberadaan puluhan bangkai kapal di muara Sungai Karanggeneng, Desa Tasikagung, Rembang Kota, sangat dikeluhkan nelayan tradisional setempat. 

Bangkai kapal yang dibiarkan sejak puluhan tahun itu membuat sempit alur pelayaran bagi perahu kecil milik para nelayan tradisional yang melintas dari dan ke laut bebas.

Tidak hanya itu, keberadaan bangkai kapal itu juga membuat kawasan muara sungai Karanggeneng menjadi terlihat kumuh, dekil dan tidak sehat, sehingga sangat mengganggu pandangan. Bahkan lingkungan tersebut selalu menjadi catatan khusus dari Tim Adipura saat melakukan penilaian dan selalu mendapat nilai jelek.

Menurut informasi, bangkai kapal itu milik nelayan warga Juwana, Pati, Tanjungsari dan Tasikagung, Rembang. 

Sejumlah nelayan tradisional membenarkan bahwa banyaknya bangkai kapal di pintu atau muara sungai Karanggeneng sangat mengganggu alur lalu lintas perahu nelayan.

"Hal itu sudah sering kami sampaikan kepada ketua kelompok nelayan. Namun sudah bertahun-tahun tidak ada perhatian. Bagi kami orang kecil, penanganan masalah itu sebenarnya kan gampang. Namun, kenapa seolah itu dibiarkan," ujar Yasmani yang diiyakan okeh rekannya Suladi, dua nelayan asal Desa Waru, Rembang Kota, Sabtu (09/11).

Keduanya berharap bangkai kapal di muara sungai Karanggeneng segera di bersihkan, sehingga nelayan kecil bisa bekerja dengan lancar dan nyaman.

Kepala Desa (Kades) Tasikagung, Ahmad Riyanto, saat dikonfirmasi mengaku beberapa waktu lalu pernah ada rapat yang membahas soal di atas. Dan waktu itu disepakati akan dilakukan pembersihan. 

"Saya tidak tahu kenapa sampai saat ini rencana tersebut belum jadi di laksanakan. Dulu kendalanya ada di anggaran. Baik Pemkab (Pemerintah Kabupaten - red) mau pun BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai - red), tidak ada dana," terang Riyanto.

Terpisah, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang, Sofyan Kholiq, ketika dimintai tanggapan RMOLJateng, Sabtu (09/11), mengatakan hingga saat ini pihaknya belum pernah mengikuti pertemuan atau rapat yang membahas soal itu.  

Namun, Sofyan mengakui bahwa muara sungai Karanggeneng memang mendesak untuk di normalisasi sekaligus membersihkan bangkai kapal. Dan masalah domain Balai Besar Wilayah Sungai Pemali. 

"Perlu diingat pula bagaimana pun bangkai kapal itu masih ada yang punya. Sebelum melakukan normalisasi, para pemilik kapal harus dikumpulkan dulu, dampak ada pernyataan tidak keberatan. Jangan sampai ada masalah di kemudian hari," tutur Sofyan Kholiq.