Disdag Minta Pedagang di Relokasi MAJT Segera Pindah ke Johar Baru

Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang meminta para pedagang yang sudah mendapatkan lapak segera pindak ke Pasar Johar baru.


Kepala Bidang Penataan Dinas Perdagangan Kota Semarang, Ali Sofyan mengatakan, jika memang lapak tidak segera ditempati maka Disdag akan menarik kembali lapak tersebut dan diberikan kepada pedagang lain.

"Upaya dari kami memberi info kepada para pedagang yang memiliki lapak di Johar segera ditempati karena ada aturan kalau tiga bulan bertutut-turut tidak ditempati akan ditarik kembali dan diserahkan kepada pedagang yang  membutuhkan," kata Ali, Senin (29/8).

Ali mengatakan, memang belum semua pedagang mengikuti pengundian lapak di Pasar Johar yang baru. Bahkan untuk pengundian tahap kedua juga masih menunggu kesiapan Shopping Center Johar (SCJ) yang hingga saat ini memang masih proses renovasi.

"SCJ ini untuk lift dan eskalator belum berfungsi. Kasihan pedagang dan pembeli kalau harus naik turun tangga," tuturnya. 

Dinas Perdagangan telah menyiapkan lapak sementara bagi pedagang yang masih berada di Relokasi MAJT dan belum mendapat undian lapak di Johar Baru. Mereka akan ditempatkan di Pasar Klitikan Penggaron bagi pedagang grosir buah dan relokasi sementara di sekitar Pasar Kanjengan untuk pedagang bumbon.

Lapak sementara diperuntukkan bagi pedagang bumbon memang telah dibangun di sekitar Pasar Kanjengan beberapa waktu lalu.

"Ini sifatnya sementara sampai SCJ selesai bangun. Kalau kami lihat data pedagang, Insyaallah lapak yang disediakan mencukupi," bebernya.

Sementara itu, rencana relokasi sementara pedagang bumbon di sekitar Pasar Kanjengan rupanya tidak disambut baik oleh paguyuban pertokoan Kanjengan.

Ketua Paguyuban Pertokoan Kanjengan, Bambang Yuwono mengatakan, pemilik ruko yang ada di sekitaran Kanjengan menolak jika halaman toko mereka digunakan sebagai lapak sementara untuk pedagang bumbon. I

"Kami bukan mempersulit para pedagang, tapi kami merasa trauma apa yang dijanjikan tidak terpenuhi. Contoh, kemarin saat ada perbaikan di depan masjid secara tertulis minta pinjam sebentar paling lama empat sampai lima bulan. Nyatanya sampai sekarang. Kami trauma nanti tidak dibersihkan," ungkap Bambang. 

Ia mengatakan, keberadaan lapak sementara tersebut semula digunakan bagi pedagang korban kebakaran. Bahkan pemerintah berjanji akan membongkarnya pada bulan Juli, namun hingga saat ini belum dibongkar justru akan ditempati oleh pedagang bumbon.

"Kalau mau ditempati pedagang bumbon ya seharusnya ada persetujuan kan dari para pemilik ruko Kanjengan," tandasnya.