Ditolak Paguyuban Angkot, Ini Tanggapan Trans Jateng

Kepala Balai Trans Jateng, Joko Setyawan menanggapi aksi penolakan paguyuban angkot Semarang terhadap rencana Bus Rapid Trans masuk Kawasan Industri Wijayakusuma.


Ia ingin para pengusaha angkutan kota mengetahui  gambaran umum rencana Trans Jateng koridor Semarang-Kendal.

"Mereka termasuk angkutan existing dan bisa jadi bagian dari operator. Mereka bisa (bekerja) jadi driver, admin di kantor, petugas tiketing dan lainnya," jelasnya saat menghubungi RMOLJateng, Kamis (15/8/2019).

Joko menjelaskan bahwa sistem pengadaan Trans Jateng adalah menggeser bukan menghilangkan.

Para pengusaha atau pemilik angkot existing bisa menjadi operator Trans Jateng. Pihaknya pun pasti mengajak seluruh pemilik angkutan umum existing untuk berembug.

"Saat ini kami ini sedang dalam tahap awal, berusaha menyiapkan operator existing agar benar-benar siap. Pemilik angkutan existing Kendal bicara secara internal mereka dulu, begitu juga Semarang," tutur Joko.

Bagaimana tanggapan Trans Jateng terkait BLU Trans Semarang yang merasa tidak pernah diajak berembug?

Joko menyatakan pihaknya sudah pernah rapat bersama untuk menjelaskan gambaran umum Trans Jateng koridor Semarang-Kendal.

Namun, saat ini, pihaknya sedang menunggu kesiapan operator existing benar-benar siap.

"Bukan tidak berkomunikasi, tapi memang kami sedang tahap yang benar-benar awal. Jika operator existing benar-benar siap, maka kami lanjut ke tahap berikutnya, seperti berkomunikasi antarinstansi," jelasnya.

Bagi Joko, mempersiapkan kesiapan operator existing sangat penting. Alasannya, operator existing terdiri atas pemilik angkutan umum ataupun kota yang berhubungan langsung dengan Trans Jateng.

"Mereka kan ada yang cuma punya satu angkot, dan sebagainya," jelasnya.