Aksi buang cabai yang dilakukan para petani di Kecamatan Dempet Kabupaten Demak, sebagai bentuk protes rendahnya harga jual petani, dituding sebagai akibat dari lambannya Pemerintah Kabupaten Demak dalam melakukan pendampingan terhadap petani.
- P4L Awards 2021 dari Semen Gresik untuk Desa dengan Ketahanan Pangan Terbaik
- Pedagang Pasar Mengadu Ke Gubernur Ganjar Soal Kenaikan Harga
- Mitra Strategis Jalin Silaturahmi Perdana Bersama Awak Media Di Surakarta
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan Komisi B DPRD Demak, Farodhi, di kantornya, Senin (14/1) siang.
Komisi yang membawahi bidang pertanian tersebut, menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Demak yang lamban mengantisipasi persoalan petani.
Sangat disayangkan. Kenapa sebelum terjadi konflik, pemkab, bupati atau dinas terkait tidak mengantisipasi. Misalkan dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan yang mau mengambil cabai dari petani demak," ujar Farodhi.
Ironisnya, Pemkab bertindak setelah Dirjen Pertanian pusat turun tangan ke lokasi untuk menyelesaikan masalah.
Ini menjadi permasalahan yang terjadi beberapa kali di Demak. Hasil yang banyak, namun pada akhirnya justru menyengsarakan para petani," tambah anggota Komisi B DPRD Demak tersebut.
Aksi ratusan petani Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, yang membuang cabai di tengah Jalan Demak â€" Purwodadi pada Jumat (11/1) siang, sempat viral di berbagai media dan sampai di pemerintah pusat.
Anggota Dirjen Kementrian Pertanian langsung datang ke Desa Jerukgulung, Kecamatan Dempet, menemui para petani cabai, Minggu (13/1) malam.
Dalam pertemuan tersebut, dilakukan kerja sama antara PT Indofood wilayah Jateng, Toko Tani Indonesia (TTI) dan Petani Cabai Demak, dengan penandatangan MOU.
- Perjalanan Pertama Kereta Api Blambangan Ekspres Angkut 150 Penumpang
- BI Dukung Pembangunan Energi dan UMKM Rendah Karbon di Jateng
- Alat Timbangan Diminta Ditera Ulang Setahun Sekali