DPRD Kota Semarang meminta semua pihak termasuk masyarakat bisa ikut andil dalam membantu penanganan bencana yang terjadi di Kota Semarang beberapa hari yang lalu seperti bencana banjir dan tanah longsor.
- KPU Wonogiri Sediakan 4 Tempat Untuk Kampanye Rapat Umum
- Permasalahan Pilkada Jangan Sampai Terulang Di Pemilu
- Muhammad Nur Fahmi, Resmi 'Nahkodai' DPD KNPI Banjarnegara
Baca Juga
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyu Winarto mengatakan penanganan bencana memang tidak bisa hanya ditangani oleh satu pihak saja yakni Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang namun semua pihak seperti stakeholder hingga warga masyarakat harus turun tangan.
Namun ia juga mengapresiasi langkah Pemkot Semarang yang tanggap dalam mengatasi bencana yang terjadi.
Ia berharap peran masyarakat mulai dari unsur LPMK di tingkat kelurahan, hingga yang paling bawah yakni RT dan RW.
Selain itu peran keluarga Siaga Bencana (KSB) dalam hal memberikan informasi terkait bencana dan peringatan dini juga sangat diperlukan.
"Saya minta semua masyarakat harus ikut jaga lingkungan kebersihan, untuk mengantisipasi adanya bencana di lingkungannya terlebih ini sudah masuk musim penghujan,” kata Liluk, sapaannya, usai menjadi narasumber dalam acara Dialog Interaktif DPRD Kota Semarang di salah satu stasiun televisi lokal di Semarang, Senin (15/11).
Selain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang yang memiliki peran besar dalam urusan kebencanaan, Liluk menyebut PMI juga memiliki peran cukup penting dalam membantu penanganan bencana dengan cepat dan tanggap.
“Ini bagian peran masyarakat untuk terus digalakkan dalam penanganan bencana,” terangnya.
Terkait dengan penyebab bencana yang terjadi, Liluk menyampaikan adanya dugaan alih fungsi lahan di Semarang atas.
Seharusnya, lanjutnya, Semarang atas adalah wilayah resapan air, namun kini banyak yang beralih fungsi menjadi pemukiman.
“Jadi Izin perumahan harus ditertibkan, ditaati kalau tidak boleh dibangun harus diikuti. Pemkot harus tegas menegakkan terkait aturan tersebut,” ungkapnya.
Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono menyampaikan jika saat ini pihaknya telah melakukan pemetaan daerah rawan bencana mulai dari banjir, rob hingga tanah longsor.
“Seperti didaerah Tembalang, Tugu dan Ngaliyan, Semarang Utara. Kalau kejadian kemarin yang paling parah di Mangunharjo, Mangkang Wetan, Wonosari dan Tambakaji,” bebernya.
Langkah antisipasi yang dilakukan BPBD yakni dengan membentuk Kelurahan Tangguh Bencana dan Kelurahan Siaga Bencana (KSB).
“Jadi mereka diberi pelatihan, lalu dilibatkan dalam pelaksanaan tiap hari, mereka di fasilitasi berupa alat komunikasi HP dan HT masuk grup BPBD untuk memudahkan berkomunikasi dengan kami baik saat pra, tanggap maupun setelah terjadi bencana,” pungkasnya.
- Jokowi Mulai Takut Hadapi Pilpres 2019
- Pemilu Dilakukan Sekarang, Hanya Enam Parpol Yang Lolos Ke Parlemen
- Dampingi Astrid, Respati Adi 'Geser' Gusti Bhre?