Kiai dan Santri NU di Rembang Tolak Politik Praktis

Para kiai dan santri mendeklarasikan menolak politik praktis dalam Pilkada. Istimewa
Para kiai dan santri mendeklarasikan menolak politik praktis dalam Pilkada. Istimewa

Kiai dan santri Nahdliyyin di Kabupaten Rembang tidak ingin Organisasi Nahdhatul Ulama (NU) digunakan untuk berpolitik praktis dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Dalam forum silaturahmi yang digelar di Hotel Puri Indah Rembang belum lama, para kiai dan santri NU Rembang secara tegas menentang adanya politik praktis di internal NU.

Pasalnya, menjelang Pilkada ini terdapat oknum-oknum Pengurus Cabang NU (PCNU) Rembang yang menggelar kegiatan dengan judul 'halaqoh' namun bertujuan memobilisasi dan mengarahkan warga Nahdliyin  di Kabupaten Rembang untuk memenangkan pasangan calon tertentu.

Kegiatan kampanye terselubung melalui gelaran halaqoh yang dilaksanakan di beberapa tempat fasilitas milik NU dan menggunakan atribut-atribut NU ini, jelas-jelas mencederai Khittah NU dengan 4 prinsip Aswaja.

Yakni: fawasut (sikap tengah) dan itidal (berbuat adil), tasamuh (toleran terhadap perbedaan pandangan), tawazun (seimbang dalam berkhidmat kepada Tuhan, masyarakat, dan sesama umat manusia), dan amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan).

"Adanya oknum-oknum yang menyalahkan jam'iyah NU digunakan untuk politik praktis menyalahi butir ke 5 khittah NU yakni 'Perilaku yang Dibentuk oleh Dasar Keagamaan dan Sikap Kemasyarakatan NU. Jangan sekali-kali kita membawa Nahdlatul ulama untuk berpolitik praktis," ucap Syuriah MWC NU Kaliori, Mustain.

Mustain menyebut, mobilisasi dengan cara mempengaruhi kesadaran kyai dan santri peserta halaqoh berpotensi memicu konflik internal di tubuh jam'iyah NU Rembang.

Sehingga kegiatan dapat merusak persaudaraan sesama warga nahdliyin ukhuwah an-nahdliyah, merusak persaudaraan kemanusiaan, persaudaraan bangsa dan persaudaraan Islam.

"Karena itu kita mengadakan silaturahmi untuk menyatukan, meluruskan dan sekaligus memberi peringatan untuk siapapun tokoh-tokoh yang telah melakukan kesalahan tersebut untuk segera kembali ke jalan yang lurus, kembali ke khittoh yakni jangan sekali-kali kita menciderai khittoh yang telah dicetus para ulama," jelasnya.

Dalam kesempatan itu para pengurus PCNU Rembang bersama-sama menghimbau kepada seluruh warga Nahdliyin untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang diajarkan dalam paham Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah.

Kemudian, mengedepankan dalam bermasyarakat senantiasa mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi, menjunjung tinggi persaudaraan (al-ukhuwah) persatuan (al-ittihad) serta kasih mengasihi.

Tidak mengikuti sikap dan langkah oknum pengurus PCNU Rembang yang melanggar ketentuan dalam berorganisasi dan menciderai nilai nilai Khittah NU.

Kemudian, menggunakan hak pilihnya dengan baik bertanggung jawab sesuai hati nuraninya masing-masing.

Serta kepada fungsionaris NU beserta badan otonomnya di semua tingkatan agar menjauhkan dari upaya menggunakan NU secara kelembagaan untuk kepentingan politik praktis.

Dan senantiasa meluhurkan kemuliaan moral dan menjunjung tinggi kejujuran dalam berfikir, bersikap dan bertindak untuk menjalankan amanat Jam'iyah NU.