Dugaan Plagiat Rektor, Unnes Diharap Selidiki Secara Internal

Dugaan plagiat Rektor Unnes, Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., mendapat tanggapan dari Prof. Saratri Wilonoyudho. Saratri membenarkan, dugaan plagiat yang dilakukan oleh Fathur Rokhman mencuat dalam sidang etik oleh Majelis Profesor Unnes atas unggahan status di facebook pribadinya.


Saratri berpendapat, dirinya tidak berniat membuat jatuh figur seseorang menjelang pemilihan rektor Unnes periode 2018-2022. Namun, lanjutnya, persoalan plagiat itu merupakan hal yang perlu ditelusuri hingga tuntas.

Sehingga tidak menjadi bola liar seperti sekarang ini. Saya awalnya sudah bertanya pada Majelis Profesor di Unnes, apakah akan konsisten dan tidak pandang bulu dalam menggelar sidang etik," kata Saratri, ditemui di rumahnya, Senin (2/7).

Lebih jauh, Saratri meminta agar persoalan itu dapat diselesaikan secara internal. Menurutnya, apabila terlalu lama dibiarkan justeru akan menurunkan kredibilitas Unnes sebagai sebuah kampus yang baik.

Lagipula, sudah menyebar, menjadi konsumsi publik. Harusnya bisa diselesaikan. Kan ini berpengaruh pada nama baik Unnes juga. Semisal tidak terbukti, mari kita bersihkan sama-sama," kata dia.

Terpisah, Anggota Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA), Prof Engkus Kuswarno mengaku, telah menerima data plagiat. Meski demikian, pihaknya masih belum bisa berbuat banyak.

Kami juga telah menerima data itu. Itu masih kami pelajari. Namun, kami juga tetap menunggu adanya perintah dari Kemenristekdikti, karena kami tidak bisa langsungan asal saja," kata Engkus.

Lebih jauh, Engkus meminta kepada Unnes agar melakukan pemeriksaan internal terkait dugaan plagiat tersebut. Menurutnya, pihak internal Unnes memiliki kewajiban untuk menyelesaikan persoalan ini secara obyektif.

Kalau tidak, nanti kan bisa kita nilai kinerjanya bagaimana. Yang saya dengar, sudah ada laporan sampai Kemenristekdikti, namun saya belum dengar lebih lanjut," katanya.