Pemerintah Kota Semarang menyiapkan berbagai program untuk mengantisipasi stunting.
- Peningkatan Produksi Pangan Jadi Prioritas Pemkot Semarang
- Wamentan Pantau Sembako, Wali Kota Semarang Sekalian Gelar Operasi Pasar
- Pamitan, Mbak Ita Minta Maaf Kepada Masyarakat
Baca Juga
Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengatakan, penangan terhadap anak stunting dimulai dari program menyasar remaja putri, calon pengantin dan ibu hamil.
“Remaja putri dan calon pengantin harus dalam kondisi sehat, memiliki asupan gizi yang cukup dan terbebas dari anemia,” kata Wali Kota Ita, usai memberikan paparan dalam rangkaian acara HUT Juang Kencana ke 23 di Gedung Balai Kota Semarang, Kamis (10/8).
Menurutt dia, asupan gizi remaja putri harus cukup. Dalam hal ini menyangkut sosialisasi dan edukasi bagi para remaja putri. Pihaknya mendorong kaum muda memberikan edukasi kepada sesamanya.
“Kalau orang tua yang bilang kan kadang tidak didengar, maka kita dorong sesama remaja putri untuk saling mengedukasi,” tuturnya.
Edukasi mencegah anemia meliputi gerakan aksi bergizi hingga gerakan makan dua butir telur dalam sehari. Selain itu, pernikahan anak atau pernikahan usia dini juga harus dihindari. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab stunting karena umur belum memenuhi, faktor ekonomi dan lain sebagainya.
Dia mengatakan pada ibu menyusui juga diberikan edukasi untuk pemberian ASI eksklusif selama dua tahun. Tujuannya agar anak tidak mengalami kekurangan gizi yang menyebabkan stunting. Selain itu edukasi berupa parenting juga perlu digalakkan.
“Ini tugas para kader. Penguatan kader ada di Disdalduk KB dan Dinas Kesehatan. Kader ini tidak hanya mengurusi anak stunting tapi juga remaja. Tim pendamping itu ada tiga yakni puskesmas, ada bidan, kader PKK dan kader Disdalduk KB yang akan terus melakukan edukasi dan Sosialiasi,” pungkasnya.
- Peningkatan Produksi Pangan Jadi Prioritas Pemkot Semarang
- Wamentan Pantau Sembako, Wali Kota Semarang Sekalian Gelar Operasi Pasar
- Pamitan, Mbak Ita Minta Maaf Kepada Masyarakat