Eko, Eks Tukang Batu yang Menjelma Jadi Jutawan

Istimewa/Dok.RMOLJateng
Istimewa/Dok.RMOLJateng

Eko Mulyo, warga Desa Kedungwaru Kidul RT02/RW04, Jalan Sunan Bonang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Di usianya yang baru 36 tahun, Eko sudah menjadi jutawan.

Padahal, bisnis Eko hanyalah pembuat replika kapal. Namun berkat perjuanganya yang gigih, mantan tukang batu ini kini telah menjelma menjadi pengusaha sukses dengan omzet jutaan rupiah.

Berawal dari tahun 2017, pria yang sempat merantau ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Menado, Bali, Kalimantan dan kota-kota lainnya ini, tertarik dengan limbah bambu yang kemudian dicobanya untuk membuat replika kapal.

Hasilnya ia pasang di rumah mertuanya. Dari usaha coba-cobanya tersebut, Eko mulai banyak menerima pesanan orang. Salah satu pesanan tersebut adalah order dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran di Kudus yang memesan langsung 10 (sepuluh) unit replika kapal yang disanggupi olehnya.

Setelah berhasil dengan projek pertamanya, Eko mulai membuat berbagai replika kapal yang dipamerkannya di event Dandangan di Kudus. “Hasil pameran tersebut membuat saya menerima perhatian besar dari para peminat replika kapal,” jelas Eko kepada RMOLJateng, belum lama ini.

Seiring berjalannya waktu, Eko pun tumbuh tak hanya sekadar pembuat replika kapal, tetapi berkat jiwa kreatifitasnya, ia bisa memberi jiwa dan sentuhan bernilai estetik dalam semua karyanya dan dilambari filosofi yang luar biasa.

Di kalangan seniman replika kapal, nama Eko juga sudah tidak asing lagi. Pria sederhana dan berkesan polos dan lugu ini mengungkapkan bahwa sebuah anak perusahaan Pertamina juga telah memesan karyanya dalam jumlah yang cukup signifikan.

Kini pesanan replika kapalnya tidak hanya dari bambu tetapi sudah lebih bervariasi seperti dari kayu, fiber dan akrilik. Jenis replika kapalnya pun bervariasi, mulai dari kapal tanker, kapal uap dan lain-lain. Harga produknya pun bervariasi, dari yang paling rendah seharga Rp1.800.000 hingga Rp13.000.000.

Didukung oleh 6 (enam) orang anggota di dalam timnya, Eko bekerja dengan rendah hati meski telah bermetamorfosa menjadi seorang pengusaha dengan omset usaha belum besar mencapai angka puluhan juta setiap bulannya.