Dampak ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina telah sangat dirasakan. Bahkan jika situasi ini terus berlanjut, ekonomi Ukraina diperkirakan anjlok hingga 35 persen pada akhir tahun nanti.
- Teguh Santosa: Keajaiban Pembangunan China Menjadi Inspirasi
- Pesta Ultah Barack Obama jadi Bulan-bulanan Karena Undang Ratusan Tamu
- Ada Laboratorium Milik AS yang Dicurigai jadi Sumber Virus Corona
Baca Juga
Laporan dari Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, ekonomi Ukraina diperkirakan menyusut 10 persen pada 2022 jika perang segera berakhir, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Dalam skenario ini, IMF menyebut, pemerintah Ukraina masih terus berfungsi, sistem perbankan stabil, dan pembayaran utang dapat dilakukan dalam jangka pendek.
"(Namun) jika perang berlanjut dengan kecepatan saat ini, Ukraina dapat kehilangan 25-35 persen dari PDB-nya pada akhir tahun," kata IMF, seperti dikutip The Kyiv Independent.
Perhitungan itu berlandaskan situasi perang yang telah dialami oleh Suriah, Irak, dan Lebanon.
Saat ini, IMF sendiri telah menyiapkan 1,4 miliar dolar AS dalam pembiayaan darurat untuk Ukraina.
Invasi Rusia telah mengacaukan ekonomi Ukraina yang tumbuh 3,2 persen pada 2021, ketika berusaha bangkit dari pandemi. Pertumbuhan didorong rekor panen gandum dan belanja konsumen yang menguat.
Kemudian pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan apa yang ia sebut sebagai operasi militer khusus ke Ukraina.
- Diplomat Nigeria Sempat Memukul Petugas Imigrasi Indonesia
- Ekspor Biji Kopi Indonesia Di Pasar Mesir Makin Terbuka
- Tanggap Darurat Gempa Susulan, Pemdes Banyubiru Dirikan Tenda Posko Pelayanan