El Nino Berpotensi Bikin Ribuan Hektare Sawah di Batang Kekeringan

Plt Kepala Dinas Pangan dan Pertanian, Wahyu Budi Santoso. RMOL Jateng
Plt Kepala Dinas Pangan dan Pertanian, Wahyu Budi Santoso. RMOL Jateng

Ribuan hektare sawah di Kabupaten Batang berpotensi mengalami kekeringan karena dampak El Nino. Total luasan lahan terdata berpotensi mencapai 4.433 hektare.


"Hingga saat ini, dampak kekeringan belum secara nyata dirasakan. Beberapa daerah justru panen pada Agustus 2023, dan ada yang akan panen raya," kata Plt Kepala Dinas Pangan dan Pertanian, Wahyu Budi Santoso di kantornya, Kamis (7/9).

Ia menyebut, kemungkinan dampak El Nino baru dirasakan petani pada musim tanam berikutnya. 

Wahyu menjelaskan, beberapa kondisi lahan pertanian di Kabupaten Batang. Lahan di Kecamatan Kandeman, khususnya Desa Depok dan Tegalsan, sudah panen sejak bulan Agustus.

Namun pada bulan berikutnya, tidak ada penanaman padi yang dilakukan. Sebab ada  pengalihan sumber air dari Kedung Kramat ke desa lain.

"Pemantauan kami menunjukkan bahwa ketersediaan air untuk irigasi pertanian masih relatif stabil di wilayah ini," jelasnya.

Kondisi berbeda dialami  hampir seluruh Desa di Kecamatan Gringsing. Sekitar 1.000 hektare berpotensi mengalami kekeringan.

Pihaknya menyiapkan bantuan program Optimalisasi Penambahan Indeks Pertanaman (OPIP) di beberapa desa, seperti Lebo, Kutosari, Yosorejo, Sidorejo, Gringsing, Kutosani, dan Mentosar. 

Program itu berisi pemberian varietas bibit padi tahan kering (Inpari 32), pupuk NPK non-subsidi, pupuk remah, pupuk mikro, dan pupuk hayati untuk menjaga ketersediaan unsur hara agar desa-desa tersebut tetap dapat menanam 3,5 kali dalam setahun.

Ada juga program Dampak Perubahan Iklim untuk Desa Krengseng dan Kebondalem. Bantuan berupa varietas padi tahan kekeringan (Inpari 32) serta program perpompaan besar untuk meningkatkan debit air. 

"Pemerintah Kabupaten Batang juga mengusulkan kepada Kementerian Pertanian melalui Direktorat Prasarana Sarana Pertanian untuk mendapatkan pompa air tambahan," tandasnya.

Kecamatan Tersono memiliki potensi kekeringan serupa dengan Gringsing. juga mendapatkan bantuan program OPIP. Program itu untuk beberapa desa mulai dari Kranggan, Rejosari Timur, Kebumen, Harjo Timur, Tersono, Boja, Sendang, Tanjungsari. 

Selain itu, mereka juga mengajukan beberapa proyek sarana prasarana untuk meningkatkan ketersediaan air.

Di Kecamatan Tulis, terutama di Desa Kedungsegong, Jolosekti, Simbangdesa, Kenconorejo, dan Ponowareng, pemerintah juga memberikan bantuan melalui program OPIP untuk melindungi tanaman dari potensi kekeringan.

Kecamatan lain seperti Pecalungan (Desa Bandung dan Gombong), Limpung (Desa Amongrogo dan Ngaliyan), Bandar (Desa Binangun), Wonotunggal (Desa Kedungmalang, Wonotunggal, Brayo Brokoh, Sendang, dan Siwatu), serta Banyuputih (Desa Bulu dan Kedawung) juga menerima bantuan melalui program OPIP.

"Bantuan ini bertujuan untuk mencegah penurunan produksi dan produktivitas saat terjadi El Nino," bebernya.

Wahyu menyebut total bantuan mencapai 3443 Ha. Program itu sebagai langkah konkret untuk mengatasi dampak El Nino pada sektor pertanian.