Raksasa media sosial Facebook mengumumkan pada Selasa (10/8), bahwa perusahaan telah menghapus ratusan akun yang dikatakan terlibat dalam kampanye disinformasi anti-vax yang dioperasikan dari Rusia.
Jejaring media sosial itu mengatakan jaringan akun tersebut menargetkan India, Amerika Latin, dan AS, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
“Mereka berusaha merekrut influencer untuk menyebarkan klaim palsu untuk merusak kepercayaan publik terhadap vaksin Covid-19 tertentu,” kata Facebook, seperti dikutip dari BBC, Rabu (11/8).
Dalam laporan terbarunya tentang "perilaku tidak autentik yang terkoordinasi", Facebook mengatakan mereka menemukan hubungan antara jaringan dan kampanye disinformasi yang gagal dari agen pemasaran influencer Fazze - yang merupakan bagian dari perusahaan yang berbasis di Rusia bernama AdNow.
Ben Nimmo, pemimpin intelijen ancaman Facebook, menggambarkan kampanye itu sebagai "pencucian disinformasi" yang menanam konten di beberapa forum online dan kemudian memperkuat konten itu di platform lain, termasuk Reddit dan Medium.
Akhir tahun lalu, Facebook melaporkan ada jaringan akun palsu mencoba memicu meme palsu bahwa vaksin AstraZeneca melawan Covid-19 akan mengubah manusia menjadi simpanse.
Menurut laporan Facebook, tautan ini kemudian dibagikan oleh beberapa influencer di Instagram dengan menggunakan tagar yang sama dan merujuk pada fakta bahwa vaksin AstraZeneca berasal dari adenovirus simpanse.
Kedua gelombang kampanye tersebut tidak berhasil dan gagal mendapatkan banyak daya tarik - meskipun metode yangdigunakan digunakan beragam.
- Viral di Medsos, Polresta Pati Bekuk Enam Pemuda Meresahkan
- Pemkab Gianyar Tutup Hotel PARQ Ubud
- Rusia Dilanda Banjir Besar