FGD RMOLJateng Hasilkan Rumusan Pembangunan Era Baru

Bakal Direkomendasikan kepada Kepala Daerah Terpilih
Sejumlah akademisi dan pakar yang hadir dalam FGD bertajuk ‘Jawa Tengah Menatap Era Baru’, Senin (16/12). Acara yang dihelat di Hotel Frontone HK, Kesambi, Semarang dan diinisiasi RMOLJateng. Arief Ferdianto/RMOLJateng
Sejumlah akademisi dan pakar yang hadir dalam FGD bertajuk ‘Jawa Tengah Menatap Era Baru’, Senin (16/12). Acara yang dihelat di Hotel Frontone HK, Kesambi, Semarang dan diinisiasi RMOLJateng. Arief Ferdianto/RMOLJateng

RMOLJateng menggelar Focus Group Discussion (FGD), bertajuk ‘Jawa Tengah Menatap Era Baru’, Senin (16/12). Acara yang dihelat di Hotel Frontone HK, Kesambi, Semarang ini dihadiri sejumlah pakar dan mantan pejabat tinggi di Jawa Tengah.

Dalam giat yang dikemas secara round table itu, para pakar ini pun memberi banyak masukan berharga sebagai masukan kepada para kepala daerah terpilih untuk dirumuskan bersama menjadi sebuah program kerja yang tentunya diyakini mengarah langsung kepada kemaslahatan masyarakat Jawa Tengah.

"Masukan-masukan dari para pakar ini akan kita kemas dalam bentuk rekomendasi yang nantinya kita sampaikan kepada para kepala daerah terpilih untuk menjadi masukan dalam program kerja mereka. Semoga apa yang kita lakukan bisa bermanfaat dan tentunya, sesuai tema 'Jawa Tengah Menatap Era Baru' bisa benar-benar terwujud," kata Pimpinan Redaksi RMOLJateng yang juga inisiator acara ini, Jayanto Arus Adi saat membuka FGD.

Menariknya, selain masukan-masukan dari para pakar dan tokoh di Jawa Tengah, acara ini juga menjadi momentum bagi RMOLJateng untuk tetap eksis menjadi media yang independen dalam mengawal dan mengawasi jalannya pembangunan di Jawa Tengah.

"Sebagai bagian dari bukti nyata, pada kesempatan ini, kami juga menjalin kerjasama dengan Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dwn Nepotisma (KP2KKN) Jawa Tengah, yang tak lain merupakan ICW-nya Jawa Tengah dan juga menjadi wadah bagi sejumlah organisasi aktivis di Jawa Tengah," kata Jayanto.

Selain dengan KP2KKN, dalam kesempatan ini, RMOLJateng juga merajut Memorandum of Understanding (MoU) dengan Polda Jateng, yang diwakili langsung Kabid Humas, Kombes Pol Artanto. "Kritik dalam membangun merupakan ruh dari jurnalisme, karena itu kedepan dengan komitmen yang telah dibangun, siap untuk menjadi media yang independen," tegasnya.

Kembali ke soal FGD, Jayanto juga menegaskan, Round Table FGD Series 5th, diharapkan dapat menjadi ruang diskusi sebagai pressure group untuk memberikan rekomendasi pemikiran dan dukungan terhadap pemerintahan baru, baik ditatanan pemerintah kota, kabupaten maupun propinsi yang memiliki segudang potensi dalam mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Memasuki acara, Akademisi Fakultas Ekonmika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Prof.Dr.Nugroho, SBM.,Msi., yakin ekonomi Jawa Tengah dengan pemerintahan barunya di tahun 2025 akan mengalami peningkatan.

“Pemerintah baru harus segera bekerja, agar investor juga segera bersiap untuk melakukan investasi. Terkait dengan ekonomi Jawa Tengah di tahun 2025, berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, ekonomi Jawa Tengah akan tumbuh sebesar 4-6%. Sehingga korelasinya adalah akan ada peningkatan pada produktivitas perusahaan. Meskipun eksesnya adalah adanya peningkatan pengeluaran yang siqnifikan pada ekonomi masyarakat’” jelasnya.

Prof. Nugroho yang juga pakar ekonomi ini menyarankan, pemerintah baru JawaTengah nanti dapat melakukan perbaikan pada investasi dan pengendalian inflasi, yang tentu saja sangatb memerlukan dukungan masyarakat.

"Inflasi meningkat dan daya beli masyarakat terjaga di Jawa Tengah bahkan bisa dioptimalkan. Selama ini, kita patut senang, inflasi di Jawa Tengah termasuk rendah. Bagi masyarakat, tantangan tersendiri dalam menjaga ekonomi rumah tangga," sebut Prof Nugroho. 

Sementara, Dr. Sariat Arifia, seorang pengamat ekonomi yang menjadi narasumber pada forum diskusi ini menyoroti kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5% . 

“Meskipun di sisi kenaikan UMP diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat, namun di sisi lain akan menimbulkan dampak terhadap daya saing industri padat karya di tingkat internasional,” jelasnya.

Sariat menambahkan keputusan pemerintah untuk menaikkan UMP didasari oleh pertimbangan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. 

Namun, bagi para pengusaha, kenaikan ini dapat berdampak pada biaya produksi yang meningkat, terutama bagi industri padat karya yang sangat bergantung pada tenaga kerja. 

Sedangkan Prof.Dr.Ir.Sri Puryono., KSMP, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan sangat memerlukan dukungan dan peran serta aktif dari semua stakeholder Jawa Tengah.

"Sebagai bagian dari sebuah kesatuan tentunya kami berharap dengan momentum ini bisa merekomendasikan sebuah kerangka dasar untuk membangun bersama Jawa Tengah lebih baik lagi kedepannya," harap Prof. Puryono. 

Prof. Puryono menambahkan bahwa dengan perancangan program yang akurat, dibarengi dengan kebijakan yang tepat serta diawasi dengan ketat, maka sebuah pemerintahan tentunya akan dapat berjalan dengan baik pada segala potensinya, demi mencapai kesejahteraan masyarakatnya.

Lebih lanjut Prof. Puryono menyampaikan ajakan untuk secara Bersama memberikan masukan-masukan kepada para kepala daerah terpilih, gubernur, walikota dan bupat untuk membangun masa depan Jawa Tengah menjadi lebih baik lagi.

Hadir pula dalam ruang diskusi ini DR. Sariat Arifia, Dosen Universitas Visi Nusantara yang juga sejarahwan Islam, DR. Rukma Setyabudi mantan Ketua DPRD Provinsi Jateng, Prof DR. Nugroho, SBM ekonom dari UNDIP. Selanjutnya ada Prof. Ir Totok Rusmanto, M. Eng, seorang Profesor teori sejarah dan arsitektur UNDIP, Prof. Dr. Saratri Wilonoyudho, DR. Prasetyo Utomo dan tokoh lain termasuk dalam tokoh pers nasional, Imam Abror serta Ketua JMSI Jawa Tengah, Agus Sunarko.