Frankenstein Luncurkan "Kill Our Fears" Disambut Hangat Penggemar Musik Rock

Para punggawa Frankenstein di awal launching lagu "Kill Our Fears" di Tamanagung Seafood & Grill Muntilan. 
Para punggawa Frankenstein di awal launching lagu "Kill Our Fears" di Tamanagung Seafood & Grill Muntilan. 

Sempat vakum sejak sebelum pandemi Covid-19 dan bongkar pasang personel, Frankenstein Band, kelompok musik asal Magelang, kini kembali eksis untuk ikut meramaikan blantika musik Tanah Air dengan karya-karya terbaiknya.


"Kami mengusung genre rock yang beda dengan band-band indie pada umumnya. Baik dari segi konsep lirik lagu maupun  instrumen," jelas Ojiek, manager Frankenstein band, usai launching single pertama "Kill Our Fears" di Tamanagung Seafood & Grill Muntilan, yang berakhir tengah malam Rabu (22/02/2023).

Kelompok musik yang digawangi lima personel; Tyo (vocal), Yudho (gitar), Ojiek (bass), Roy bagos (keyboard), dan Assa (drum) ini, kembali eksis pada Agustus 2022 lalu.

Menurut Ojiek, mayoritas lirik lagu-lagu karya Frankenstein bertema sosial. Dia ingin, dengan aransemen yang dibuat sedemikian rupa agar lagu-lagu yang dibawakan tetap masuk kategori easy listening. 

Aliran musik rock dipilih, menurut Ojiek, karena diyakini memiliki pangsa pasar tersendiri. 

"Semua jenis musik punya penggemar masing-masing. Kami juga yakin, masih banyak ingin menikmati sajian musik kami," ujar Ojiek.

Ungkapan itu terbukti, saat Kill Our Fears diputar, langsung disambut meriah oleh puluhan warga yang hadir. Di antaranya adalah personel beberapa group band asal Yogyakarta, Magelang Raya, juga dari Salatiga.

Kill Our Fears adalah satu dari tiga lagu unggulan yang dapat dinikmati di chanel youtube. Dengan lirik berbahasa Inggris disertai harapan dinaungi Dewi Fortuna untuk bisa go international.

Dia berharap, lagu-lagu karya groupnya bisa diterima masyarakat luas dan bisa diakses dengan mudah secara online maupun streaming. 

"Bukan sekadar menghibur, tapi mampu menginspirasi dan memberi motivasi," imbuhnya.

Semua itu juga tidak lepas dari sosok di belakang layar yang menjadi manager / aranger Frankenstein, Afif Musyadad (Ajib), mantan musisi yang sempat masuk di majorlable.

Mengenai nama Frankenstein, menurut Tyo dan Roy Bagos, lantaran seluruh punggawanya sangat menyukai film dengan cerita horor dan sains. Yakni, film Frankenstein sebagai ikonik dalam sejarah film yang diambil dari Novel Frankenstein pada 1818 karya Mary Wolstonecraft Shelley. Film itu bercerita tentang monster yang dihidupkan dari potongan-potongan mayat atau hasil dari sains.

"Itu film pertama di dunia bertema horor dan sains. Sesuai aliran musik kami yang mengkolaborasikan semua unsur genre musik rock dan menjadi sumber inspirasi hasil karya musik kami," ungkap Tyo.