Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan ada evaluasi yang harus dibenahi dalam pembelajaran tatap muka mulai Senin (30/8).
- Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Jateng Optimis Capai Target 11 Juta Ton
- Gubernur Jawa Tengah : Tegur Kami Jika Kami Salah
- Yuwanto : Ada Makna Tersirat dari Rembug ‘Ngelakoni, Ngompeni’ Ahmad Lutfhi
Baca Juga
Menurutnya, saat mengecek di SMPN 13 Kota Semarang, menemukan masih ada hal yang harus dievaluasi, yakni siswa berkerumun untuk cuci tangan.
"Perlu, jaga jarak. Jangan berkerumun. Kalau bisa tempat cuci tangannya ditambah, jaraknya diatur ya," kata Ganjar, Senin (30/8).
Ganjar meminta, pihak sekolah memastikan betul pelaksanaan protokol kesehatan selama PTM. Tidak hanya di sekolah, tapi memastikan prokes dilakukan siswa sejak berangkat hingga pulang ke rumah.
"Anak-anak mesti dicek sejak awal, siapa yang ngantar dan pulangnya bagaimana. Saran saya yang mengantar adalah orang tuanya, sehingga bisa menjamin mereka sehat. Itu yang penting," ucapnya.
Dari sisi protokol kesehatan, Ganjar melihat persiapan sekolah sudah bagus. Hanya memang perbaikan saat anak-anak antre harus dilakukan.
"Anak-anak belum biasa mengantre. Jadi kalau mau cuci tangan, mereka berebut di wastafel sehingga terjadi potensi kontak. Maka saya minta dievaluasi, dibuatkan garis-garis dan diatur di setiap titik yang dipakai antre. Misalnya di tempat cuci tangan, masuk kelas dan lainnya," jelasnya.
Dari sisi kelas, Ganjar melihat konsepnya sudah bagus. Diantaranya ada jarak yang dibuat dan disekat menggunakan plastik. Selain itu, jam pelajaran juga dibatasi dengan jumlah siswa yang hanya separuh.
"Polanya sudah bagus, tinggal evaluasi antrean saja untuk perbaikan," ucapnya.
Ganjar meminta semua sekolah yang menggelar PTM di Jateng benar-benar melaksanakan protokol kesehatan. Tidak boleh ada yang abai terkait hal itu karena ini menyangkut keselamatan siswa.
- Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Jateng Optimis Capai Target 11 Juta Ton
- Gubernur Jawa Tengah : Tegur Kami Jika Kami Salah
- Yuwanto : Ada Makna Tersirat dari Rembug ‘Ngelakoni, Ngompeni’ Ahmad Lutfhi