Sebuah panggung megah penuh warna dan kreativitas kembali menghidupkan Alun-Alun Hanggawana, Slawi, Kabupaten Tegal. Sabtu (31/8)malam, suasana berubah menjadi meriah dengan hadirnya GRI Got Talent: Slawi Mencari Bakat In Opera. Acara spektakuler ini tidak hanya memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-79, tetapi juga menjadi medium sosialisasi Gempur Rokok Ilegal (GRI) yang dikemas dengan sentuhan seni yang memikat.
- CFD Solo Kembali Buka, Gibran : Sambil Jalan Kita Benahi
- Tingkatkan Disiplin, Polres Wonogiri Gelar Sosialisasi di Pasar
- Iswar : Penyuntikan Semen Jadi Solusi Amblasnya Jalan Jangli-Undip
Baca Juga
Pentas seni ini bukanlah acara biasa. Melalui kolaborasi apik antara Dinas Kominfo Kabupaten Tegal, Kantor Bea dan Cukai, serta Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Kabupaten Tegal, sosialisasi mengenai bahaya rokok ilegal disampaikan dengan cara yang sangat berbeda.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Tegal, Nurhayati, menyampaikan betapa pentingnya inovasi dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat.
“Jadi, sosialisasi Gempur Rokok Ilegal ini dihiasi dengan warna-warni hiburan untuk warga Kabupaten Tegal. Panggung hiburan ini diisi oleh talenta-talenta yang juga berasal dari masyarakat lokal. Sekaligus sosialisasi tentang rokok ilegal, warga juga dihibur dengan pertunjukan seni tradisional yang berasal dari Kabupaten Tegal sendiri. Sehingga, seni tradisional ini juga dapat dilestarikan bersama,” ujar Nurhayati dengan bangga.
Acara ini semakin istimewa dengan tampilnya deretan talenta lokal yang tak kalah mumpuni. Maya Kade, penari berbakat yang baru saja menorehkan prestasi di Malaysia, menjadi salah satu bintang utama. Ia bersama Rumah Seni Tegal menampilkan pertunjukan tari yang memukau, mengajak penonton untuk kembali mencintai seni budaya tradisional.
Selain itu, ada pula nama-nama besar lain dari dunia seni Kabupaten Tegal seperti Imam Joed, Sekar Arum, dan beberapa seniman FK Metra lainnya. Mereka semua berkolaborasi untuk menyajikan pertunjukan yang tak hanya menghibur, tetapi juga sarat makna.
Tak hanya soal seni, acara ini juga mengusung misi pelestarian budaya lokal yang kini semakin tergerus oleh modernisasi.
Kusnianto, salah satu penggagas acara ini, menegaskan pentingnya menjaga tradisi melalui panggung-panggung seperti ini.
“Panggung spektakuler ini dikonsep untuk hiburan lagu legendaris seperti Man Draup karya Najib yang dipopulerkan kembali. Dengan pertunjukan seperti ini, kita dapat melestarikan kesenian tradisional yang ada,” katanya.
Pertunjukan seperti ini, menurutnya, juga menjadi wadah untuk menunjukkan kepada generasi muda bahwa budaya tradisional bukanlah sesuatu yang ketinggalan zaman. Justru, dengan kemasan yang kreatif, seni dan budaya tradisional dapat menjadi bagian dari kehidupan modern.
GRI Got Talent: Slawi Mencari Bakat In Opera ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seni dan sosialisasi bisa berjalan beriringan, saling mendukung untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Di satu sisi, seni tradisional yang ditampilkan mampu menarik perhatian dan menghibur, sementara di sisi lain, pesan penting tentang bahaya rokok ilegal tersampaikan dengan cara yang lebih efektif.
Acara yang menampilkan FK Metra, Tri Sanja, Maya Kade, Sekar Arum, Saka Ngendi, Tim Show, Imam Joed, hingga On Off Band ini, telah berhasil membangkitkan semangat warga Tegal untuk tetap mencintai dan melestarikan budaya mereka. Dalam sebuah panggung yang penuh dengan kreativitas dan kehangatan, Kabupaten Tegal menemukan kembali jati dirinya.
- 1 Jemaah Haji Grobogan Meninggal, 6 Sakit
- Dishub Kota Semarang Targetkan Armada BRT 100 Persen Konversi ke Gas
- Petugas Lapas Pekalongan Belajar Bahasa Isyarat Dasar